Monday 28 August 2017

Petunjuk penulisan Persamaan Ilmiah


      Sebagai cabang ilmu yang banyak digandrungi masyarakat dan menjadi salah satu topik pembahasan yang menarik ketika pembelajaran, sains atau ilmu pengetahuan alam memiliki daya tarik tersendiri ketika berhadapan dengan masyarakat. Cabang ilmu IPA yang sangat dekat dengan manusia adalah salah satu alasan kenapa saya memilih untuk memperdalam ilmu sains. pembahasan mengenai sains seiring berjalannya waktu mengalami perkembangan yang pesat. Diawal munculnya ilmu sains kebanyakan topik yang dibahas hanya sebatas hal-hal yang tampak dan mudah dikenali. selang beberapa waktu permasalahan yang ditangani oleh saintis mulai beranjak kedalam hal-hal yang sangat jauh, kecil bahkan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia. 
      

Keragaman



Keragaman
Oleh : Rizki Zakwandi
            Keragaman merupakan hasil dari perbedaan yang tercipta, baik itu perbedaan dari segi jasmani ataupun rohani. Perbedaan dari segi rohani yang paling nyata adalah adanya jenis kelamin laki-laki dan perempuan, orang yang bertubuh besar dan kecil, tinggi dan rendah dan lain sebagainya. Secara rohani perbedaan yang muncul adalah dari segi kepercayaan, agama, aspek psikis, mental dan sebagainya.  
            Dalam perspektif ilmu social, yang dikaji pada pembahasan tentang keragaman adalah bangsa, ras, agama, budaya, ideology. Keragaman bangsa dihasilkan dari jejak sejarah nenek moyang suatu bangsa, Indonesia lahir dari keturunan suku melayu dengan demikian Indonesia merupakan bangsa yang berakarkan melayu. Keragaman ras lahir dari faktor genetic nenek moyang, keragaman agama lahir dari kepercayaan akan tuhan, keragaman budaya lahir dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitar dan keragaman ideology lahir pemahaman antara kelompok manusia itu sendiri.
         

Sunday 13 August 2017

DUALISME GELOMBANG PERTIKEL ( Fisika )


DUALISME GELOMBANG PERTIKEL

Gejala Foto Listrik.
            Yang dimaksud dengan gejala foto listrik adalah emisi (pancaran) elektron dari logam sebagai akibat penyinaran gelombang elektromagnetik (cahaya) pada logam tersebut.
Cahaya biasa mampu melepaskan elektron dari logam-logam alkali.
Hasil-hasil percobaan yang seksama menunjukkan bahwa :
  1. Makin besar intensitas cahaya, semakin banyak elektron-elektron yang diemisikan.
  2. Kecepatan elektron-elektron yang diemisikan hanya bergantung kepada frekwensi cahaya, makin besar frekwensi cahaya makin besar pula kecepatan elektron yang diemisikan.
  3. Pada frekwensi cahaya yang tertentu (frekwensi batas) emisi elektron dari logam tertentu sama.
Peristiwa-peristiwa di atas tidak dapat diungkap dengan teori cahaya Huygens.
Pada tahun 1901, Planck mengetengahkan hipotesa bahwa cahaya (gelombang elektromagnetik) harus dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut foton. Besar paket energi tiap foton dirumuskan sebagai :
E = h . f
E
=
Energi tiap foton dalam Joule.
f
=
Frekwensi cahaya.
h
=
Tetapan Planck yang besarnya          h = 6,625 .10 –34 J.det
Cahaya yang intensitasnya besar memiliki foton dalam jumlah yang sangat banyak. Tiap-tiap foton hanya melepaskan satu elektron. Kiranya mudah dipahami bahwa semakin besar intensitas cahaya semakin banyak pula elektron-elektron yang diemisikan.


E = a + Ek
       h . f = a + mv2
Tiap foton yang datang pada logam, sebagian energinya digunakan untuk melepaskan elektron dan sebagian menjadi energi kinetik elektron. Jika energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron sebesar a dan energi yang menjadi energi kinetik sebesar Ek maka dapat ditulis persamaan :


                                                                                      
Dari persamaan nampak jelas, makin besar frekwensi cahaya, makin besar kecepatan yang diperoleh elektron.
Bila frekwensi cahaya sedemikian sehingga h.f = a, maka foton itu hanya mampu melepaskan elektron tanpa memberi energi kinetik pada elektron. Penyinaran dengan cahaya yang frekwensi lebih kecil tidak akan menunjukkan gejala foto listrik.






Sifat Kembar Cahaya.
            Gejala-gejala interferensi dan difraksi memperlihatkan sifat gelombang yang dimiliki cahaya, dilain pihak cahaya memperlihatkan sifat sebagai paket-paket energi (foton).
Timbul suatu gagasan apakah foton itu dapat diartikan sebagai partikel-partikel.
Untuk menjawab pertanyaan ini A.H. Compton mempelajari tumbukan-tumbukan antara foton dengan elektron.
Kesimpulan yang diperolehnya menunjukkan bahwa foton dapat berlaku sebagai partikel dengan momentum.


pfoto = h x f
              c



Tidak ada keraguan lagi bahwa cahaya memiliki sifat kembar, sebagai gelombang dan sebagai partikel.