Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Oleh: Rizki Zakwandi, Rizka Anjani
A. Matahari.
B. Struktur Bumi
a. Inti matahari (Barisfer)
b. Fotosfer matahari
Fotosfer matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuning-kuningan yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Sinar matahari yang kita lihat dari bumi berasal dari fotosfer matahari. Pada fotosfer matahari terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km. Bahkan ada yang berdiameter lebih besar dari diameter bumi dengan kedalaman sekitar 800 km disebut umbra. Di sekeliling umbra, biasanya terdapat lingkaran lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari secara keseluruhan disebut sun spots (Rast, Nordlund, Stein, & Toomre, 2012) .
c. Atmosfer matahari
Atmosfer matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk gas, terdiri atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer dan korona matahari dalam keadaan normal tidak dapat terlihat dengan jelas karena tingkat terangnya lebih rendah dari fotosfer. Kromosfer dan korona matahari dapat terlihat di saat matahari tertutup oleh bulan atau sering disebut dengan gerhana matahari.
Kromosfer, yaitu lapisan atmosfer matahari bagian bawah yang terdiri atas gas yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolan cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000 km yang disebut prominensa (protuberans).
Korona adalah lapisan atmosfer matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang dan berwarna putih atau kuning kebiruan, serta memiliki ketebalan mencapai ribuan kilometer (Abhyankar, 1977, hal. 40-44) .
C. Manfaat dan peran matahari sebagai pusat tata surya
Menurut Jasin (2015) , matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan, di antaranya:
a. Panas matahari memberikan suhu yang sesuai untuk kelangsungan hidup organisme di bumi.
b. Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melakukan fotosintesis.
c. Pergerakan rotasi bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar matahari dan ada yang tidak.
d. Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya.
Daftar Pustaka
Abhyankar, K. D. (1977). A Survey of the Solar Atmospheric Models. Bull. Astr. Soc. India, 40-44.
Basu. (2009). Fresh Iinsights On The Structure of The Solar Core. The Astrophysical Journal, 699.
Basu, S., & Antia, H. M. (2008). Helioseismology and Solar Abundances. Physics Reports, 5-6.
Jasin, M. (2015). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Purnama, H. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Rast, M., Nordlund, A., Stein, R. F., & Toomre, J. (2012). Ionization Effects in Three-Dimensional Solar Granulation Simulations. The Astrophysical Journal.
Woolfson, M. (2000). Astronomy and Geophysycs - The Origin and Evolution of The Solar System. New York: J. R. Astron. Soc.
No comments:
Post a Comment