Wednesday 16 January 2019

Alat-Alat yang Berhubungan dengan IPBA

Alat-Alat yang Berhubungan dengan IPBA
Oleh: Rizki Zakwandi, Riska Anjani

Pengamatan benda-benda luar angkasa tidak dapat dilakukan dengan mata telanjang. Hal ini disebabkan karena keterbatasan mata sebagai indera untuk mengidentifikasi benda-benda yang sangat jauh. Bintang misalnya dapat mengeluarkan cahaya sendiri akan tetapi yang dapat dilihat oleh mata hanya semburan cahayanya saja (Dyayadi, 2008). Hal yang serupa juga terjadi pada pengamatan gejala di muka bumi. Meskipun manusia hidup di bumi akan tetapi gejala alam yang ada di permukaan bumi tidak dapat langsung diidentifikasi oleh indera manusia. Maka dari itu dibutuhkan suatu instrumen yang mampu mengidentifikasi semua gejala tersebut baik yang ada di muka bumi ataupun di luar angkasa (Hastuti, 2007).


a.       Sekstan
Sekstan merupakan alat navigasi di kapal yang fungsinya untuk mengukur ketinggian benda-benda langit di atas cakrawala agar dapat menentukan posisi kapal atau menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda di luar kapal baik di darat maupun di angkasa (Riyanto, 1997).
b.      Theodolit
Theodolit merupakan peralatan yang berfungsi untuk menentukan ketinggian permukaan dengan metode sudut vertikal dan horizontal. Mengacu pada pemetaan posisi dalam bentuk derajat-menit-detik maka theodolit dikategorikan sebagai instrumen yang cukup akurat karena dapat mengidentifikasi sampai ke dalam satuan detik. Penggunaan theodolit sangat bermanfaat terutama untuk memetakan kondisi jalan dan wilayah secara topografi dan membantu proses konstruksi bangunan untuk melihat kemiringan bangunan (Sudarsono, 2006). Pada theodolit instrumen pengamatan berupa teleskop dengan piringan yang dapat berotasi secara vertikal (pengamatan mendatar) dan horizontal  (pengamatan ketinggian).
c.       Barometer
Barometer merupakan instrumen untuk mengukur tekanan udara (atmosfer). Tekanan udara yang terukur pada barometer terdeteksi pada zat uncompressible yang ditempatkan pada salah satu ujung. Zat tersebut akan naik turun seiring dengan tekanan udara yang ada di sekitarnya. Ketika P>Wfluid maka zat akan tertekan dan mengalami penurunan tinggi. Sebaliknya ketika P<Wfluid maka ketinggian zat akan meningkat. Perubahan ketinggian menjadi dasar pengamatan untuk menentukan tekanan udara (Strangeways, 2000). Barometer memiliki beberapa jenis sesuai dengan sistem kerjnya yaitu barometer bejana laut (sistem fluida), barometer aneroid (sistem logam), dan barograf (logam dan rekaman).
d.      Seismograf
Seismograf merupakan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi dan menidentifikasi kekuatan gempa bumi baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik. Selain mendeteksi dan mencatat gempa bumi seismograf juga dapat menentukan besar atau kekuatan gempa bumi (Giancoli, 2001). Bentuk umum dari seismograf analog terdiri dari sensor getaran dan sebuah ticker time yang dipasang secara vertikal ataupun horizontal. Kelebihan dari seismograf adalah saat menentukan titik episentrum dari gempa dalam waktu yang sangat singkat. Penentuan titik episentrum gempa sendiri setidaknya membutuhkan tiga seismograf yang mencatat kekuatan gempa. Sehingga dengan data dari tiga seismograf dapat dilakukan aproksimasi mengenai titik episentrum gempa bumi (Abdullah, 2017).
e.       Anemometer
Instrumen pengukuran kecepatan aliran angin disebut dengan anemometer. Pada prinsipnya anemometer merupakan sensor yang digerakan oleh angin sehingga pergerakan tersebut dijadikan referensi untuk menentukan kecepatan gerak angin tersebut. Anemometer secara sederhana berupa sensor rotasi yang akan berputarsumbu ketika terdapat dorongan dan tumbukan dengan angin (The Editors of Encyclopaedia Britannica, 2013). Seiring dengan perkembangan zaman sensor yang digunakan pada anemometer juga berkembang mulai dari kawat tipis panas, laser, anemometer nola pingpong, anemometer tangan, anemometer ultrasonik dan anemometer helikopter.
f.        Hygrometer
Hygrometer merupakan instrumen pengukur kelembapan secara relatif berdasarkan lokasi pengukurannya. Pada prinsipnya hygrometer harus selalu didampingkan dengan termometer karena faktor yang paling berpengaruh pada kelembapan adalah temperatur (The Editors of Encyclopaedia Britannica, 2013). Prinsip kerja dari hygrometer juga berdasarkan couple termometer. Termometer pertama disebut dengan termometer bola kering yang mengukur temperatur sebenarnya dan termometer kedua disebut dengan termometer bola basah yang mengukur suhu saturasi (jenuh) yang diperlukan agar uap air tidak berkondensasi. Penentuan kelembapan didasarkan pada penguapan dan penurunan temperatur pada termometer bola basah. (Riyanto, 1997).
g.      Penakar curah hujan
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut penakar hujan. Yang di ukur dengan penakar hujan adalah tinggi atau ketebalan air dalam suatu daerah dalam satuan mm. Alat pengukur curah hujan dibedakan menjadi 2 bagian berdasarkan mekanisme kerjanya yaitu alat penakar hujan manual dan alat penakar hujan otomatis (Sarjan, 2006).
h.      Teropong Bintang.
Teropong bintang adalah alat untuk melihat benda-benda jauh khususnya untuk mengamati benda-benda luar angkasa. Teropong bintang memiliki dua buah lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan benda)  dan lensa okuler (dekat dengan mata). Cara kerja teropong bintang yaitu cahaya dari benda-benda luar angkasa datang berupa sinar sejajar. Kemudian lensa objektif membentuk sebuah bayangan yang bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik pada bidang fokus lensa objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif ini kemudian menjadi benda bagi lensa okuler (Soedojo, 1999).

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: ITB.
Dyayadi. (2008). Alam Semesta Bertawaf. Yogyakarta: Lingkaran.
Giancoli, D. C. (2001). Fisika edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Hastuti. (2007). Ada Apa dengan Geografi Manusia? Geomedia.
Riyanto. (1997). Ilmu Pengetahuan Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sarjan, H. (2006). IPA Fisika. Klaten: CV. Sahabat.
Soedojo, P. (1999). Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Strangeways, I. (2000). Measuring the Natural Environtmrnt. Cambridge: Cambridge University Press.
Sudarsono, D. B. (2006). Pengecekan ketegakan kolom bangunan dengan metode pemotongan sisi. Jurnal Teknik Sipil, III(2), 60-68.
The Editors of Encyclopaedia Britannica. (2013, October 18). Anemometer Instrument. (Encyclopedia Britannica, inc) Retrieved March 18, 2018, from Encyclopedia Britannica: https://www.britannica.com/technology/anemometer

The Editors of Encyclopaedia Britannica. (2013, July 15). Hygrometer. (Encyclopedia Britannica, inc) Retrieved March 15, 2018, from Encyclopedia Britannica: https://www.britannica.com/science/hygrometer

No comments:

Post a Comment