1.
Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau
alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat
bersifat material (contoh:
landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang
bersifat koseptual identik
dengan asumsi, adapun asumsi
dapat dibedakan menjadi tiga
macam asumsi, yaitu aksioma, postulat
dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari
dua sudut pandang, pertama
dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga
kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu
atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan
pendidikan (makro maupun
mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran
dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok
orang dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
2.
Jenisjenis Landasan Pendidikan
Ada berbagai jenis landasan pendidikan,
berdasarkan sumber perolehannya
kita dapat mengidentifikasi jenis landasan pendidikan menjadi:
a.
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber
dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.b.
Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber
dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
c.
Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang
atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis pendidikan,
landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan
historis pendidikan, dsb. Landasan
ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai
landasan empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.
d.
Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Fungsi Landasan
Pendidikan
Misi utama mata kuliah landasan-landasan pendidikan dalam
pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek
keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai
spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan,
yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi
yang bersifat umum tentang pendidikan
yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka
melaksanakan tugasnya. Berbagai
asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga
kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan
konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang
dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan
pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
Berdasarkan
lingkupnya, pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit.
1. Pendidikan
dalam Arti Luas
Dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan
adalah hidup (life is education, and education is
life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah
segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung
sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan
atau perkembangan individu. Dalam arti luas,
pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup
individu, tidak
ditentukan oleh orang lain,
Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung sepanjang hayat (life long education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam
konteks hubungan individu yang bersifat multi dimensi,
baik dalam hubungan individu dengan Tuhannya, sesama
manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri.
Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.
Pendidikan berlangsung bagi siapa pun.
Setiap individu — anakanak atau pun orang dewasa, siswa/mahasiswa
atau pun bukan
siswa/mahasiswa — dididik atau mendidik diri.
Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak
terbatas pada schooling
saja. Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat,
dan di dalam lingkungan alam dimana individu
berada.
Pendidik bagi individu tidak terbatas
pada pendidik profesional.
4
2.
Pendidikan dalam Arti Sempit
Dalam arti
sempit, pendidikan dalam prakteknya identik dengan persekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal di
bawah kondisikondisi yang terkontrol.
Dalam arti sempit, pendidikan memiliki karakteristik
sebagai berikut: Tujuan
pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta didik. Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan pendidikan
suatu kegiatan belajar-mengajar di
sekolah tidak dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya.
Lamanya
waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup
bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun,
sembilan tahun bahkan lebih dari itu. Namun demikian
terdapat titik terminal pendidikan yang ditetapkan dalam satuan waktu.
Pendidikan
dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang
diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan
sekolah.
Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang
menjadi peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga
pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi).
Pendidikan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajarmengajar yang
terprogram dan bersifat formal atau disengaja untuk pendidikan
dan terkontrol.
Dalam pengertian sempit, pendidik bagi para siswa
terbatas pada pendidik profesional atau guru.
Pengertian Pendidikan berdasarkan pendekatan
MonodisiplinerSetiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda. Berdasarkan hasil studi
terhadap objek formalnya masing-masing, setiap
disiplin ilmu menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi yang
identik dengan pendidikan.Berdasarkan pendekatan sosiologi,
pendidikan identik dengan sosialisasi (socialization).Berdasarkan pendekatan antropologi,
pendidikan identik dengan enkulturasi (enculturation).Berdasarkan pendekatan ekonomi,
pendidikan identik dengan penanaman modal pada diri manusia (human investment).
Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan personalisasi atau individualisasi (personalization atau individualization). Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation)