Thursday 22 June 2017

Kebudayaan Unik Minangkabau


Budaya Minangkabau
Sumatra barat adalah salah satu dari dua daerah yang ada di dunia yang mempunyai keunikan tersendiri dan sangat mencolok dari kebudayaan mereka. Satunya lagi yaitu negeri Sembilan yang ada di Malaisya. Keunikan budaya pada kedua daerah ini terletak pada garis keturunan, harta warisan, sistim demokrasi dan danya harta yang disebut harta pusaka yang tidak bisa di perjual belikan.
Yang pertama pada garis keturunan. Di minangkabau, garis keturunan mengikut pada garis keturunan ibu ( perempuan / Matriakat). Garis keturunan masih berlanjut jika daam keluarga tersebut masih ada anak perempuan. Jika sudah tidak ada anak perempuan lagi dalam satu masa maka garis keturunannya dikatakan putus dan disambugkan dengan kerebat terdekatnya. Hal ini sangat berbeda dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia maupun dunia yang rata-rata menyambungkan keturunan berdasarkan anak laki-lakinya. Betapa banyak suku suku di dunia ini yang membanggakan anak laki-laki sebagai penyambung garis keturunan namun beda halnya dengan yang ada di minangkabau yang lebih menghormati perempuan sebagai penyambung garis keturunan. Berlajut yang kedua yaitu paa pembagian harta warisan, tak jauh beda halnya dengan garis keturunan harta warisan di minangkabau juga deikian. Harta pusaka (harta warisan tinggi) hanya diberikan kepada pihak perempuan atau pihak yang menyambung garis keturunan. Harta pusaka tinggi di minangkabau adalah harta warisan yang telah turun temurun dari nenek moyang yang menyebabkan harta tersebut tidak dimiliki secara utuh oleh yang menerimanya. Mereka yang menerima hanya akan diperbolehkan untuk memakai bukan untuk menjualnya. Dengan demikian, perempuan perempuan di minangkabau, semiskin apapun dia akan tetap memiliki tanah meskipun tidak dimiliki secara utuh. Dalam system demokrasi di minangkabau juga ada kelainan. Pimpinan adat ( Dt.Pangulu ) adalah salah satunya, pangulu adalah orang yang dituakan di dalam suatu kampung didulukan selangkah dan ditinggikan seranting. Dengan demikian kepemimpinandalam minangkabau meskipun ia memiliki jabatan sebagai pengulu tapi ia hanya ditinggikan sedikit dari yang lainnya. Jika pengulu bermasalah maka anak buah / anggota kampung tersebut bisa saja menjatuhkannya dan menggantinya dengan yang baru. Hal inipun juga menampakkan bahwasanya di minangkabau kesenjangan social antara masyarakat tidak terlalu mecolok. Seorang pangulu memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak kemenakannya dan juga masyarakatnya. Maka muncullah filsafat untuk seorang penghulu anak di pangku kamanakan di bimbiang urang kampuang di patenggangkan. Artinya seorang penghulu lebih luas tanggung jawabnya dalam masyarakat dan keluarga. Anak diajari dengan kasih sayang, keponakan diajari dengan bimbingan dan masyarakat diajari dengan sopan santun sehingga akan muncullah kehidupan yang harmonis dilingkungan keluarga, dan juga masyarakat. Dengan tugas dan tanggung jawab yang cukup besar itu jualah penghulu dipandang sebagai orang terhormat di kampungnya jika hal hal diatas diperhatikannya.