Download
artikel terkait Materi olimpiade MTK tingkat Kabupaten
Wednesday, 24 September 2014
Friday, 12 September 2014
the story of wawan
Aku Wawan, putra asli
Padang Japang. Aku dilahirkan disini 18 th yang lalu ketika negaraku Indonesia
sedang berkecamuk. Krisis moneter dan suksesi pemerintahan menyambut
kelahiranku ke dunia ini. Ibuku seorang sarjana pendidikan di Institut Agama
Islam Negri Imam Bonjol ( IAIN IB ) Padang sedangkan ayahku hanya tamatan
Madrasah Aliah Negri ( MAN ) Balai Bancah atau sekarang yang lebih dikenal
dengan sebutan MAN Model Bukittinggi. Ditengah kehebohan dan krisis sedang
berlangsung ibu membawaku ke kota Padang untung menetang kerasnya kehidupan
sambil terus berharap dapat memanfaatkan ijazah S1 nya yang telah ia dapatkan
dengan susah payah selama empat tahun. Namun hal tersebut hingga saat ini hanya
tinggal angan baginya karna ketika aku berumur lima tahun, ibu harus pulang
kampung dan meninggalkan semua impian dan cita-citanya karena harus merawat
nenekku yang jatuh sakit hingga wafat. Selama satu tahun aku tinggal dengan
ayah di Padang sambil menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak Raudathul
Alfa Hanifa Balai Baru.
Setelah menyelesaikan
pendidikan di Taman Kanak-Kanak ayah memutuskan untuk pindah total ke kampung
halamanku dan meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang bengkel. Sejak saat itu
aku tinggal di rumah keluarga yang di bangun nenek setelah kakekku meninggal
dunia. Di sini di Padang Japang aku memulai pendidikan sekolah dasar di sebuah
SD yang bernama SDN 02 VII Koto Talago yang arti kata “ VII Koto Talago “
sendiri baru aku ketahui artinya setelah kelas tiga SD. Selama satu tahun aku
aku hampir tak memiliki teman karna aku tergolong orang baru bagi
teman-temanku.Walupun aku telah berusaha bergaul dengan mereka namun bahasa dan
pakaian celana panjang yang aku gunakan selalu menjadi cemoohan bagi mereka.
Hal itu membuatku belajar bahwa jika ingin diterima oleh mereka aku harus
menghilangkan hal-hal yang membuat aku berbeda dari mereka. Pertama tama aku
mengganti pakaian celana panjang dengan celana pendek karena kala itu murid
Sekolah Dasar ( SD ) harus memakai celana pendek. Hal tersebut ternyata tak
terlalu berpengaruh karna yang menjadi masalah utama dalam pergaulan namun
bahasa, akibatnya aku jadi pendiam dan setelah pulang sekolah hanya berdiam
diri di rumah sedangkan teman-temanku sudah keluyuran kesana kemari. Meskipun
di kalanagan teman teman aku tak terlalu mendapat tempat lain halnya disisi
majlis guru, bagi mereka aku tergolong anak kesayangan karena memang sejak
kelas satu SD aku selalu mendapat juara pertama di kelas. Tahun kedua merupakan
tahun tahun yang sangat menyenangkan bagiku karena teman teman sudah bisa
menerimaku dalam perkumpulan mereka ditambah lagi semakin fasihnya aku
berbicara dengan ejaan padang japing yang berdialek –ea. Di pekarangan sekolah kini aku telah memiliki teman untuk
bermain namun di rumah aku masih belum bisa bergaul dengan mereka karna
rata-rata teman temanku sudah pandai bersepeda dan mereka sering bermain
keliling kuliling dengan sepedanya sedangkan aku hanya bisa diam dirumah karna
aku tidak pandai bersepeda. Setelah belajar sepeda dengan Zaki yang
merupakan teman dan juga tetanggaku
akhirnya aku bisa bersepeda pada kelas empat SD dan akupun menghabiskan masa
kanak kanak di Padang Japang dengan canda, tawa, dan suka cita.
Enam tahun tanpa sadar
telah aku lalaui di SDN 02 VII Koto
Talago dan sekarang aku telah duduk di kelas enam SD yang merupakan tingkatan
tertinggi di sekolah dasar. Selama enam tahun itu juga telah banyak menuai
prestasi baik di bidang akademik ataupun non-akademik. Prestasi terakhir yang
aku ukirkan untuk SDN 02 VII Koto Talago adalah lomba matematika PASAID tingkat
sumbar. Namun layaknya dua sisi mata uang, dengan semua prestasi tersebut ada
teman teman yang senang denganku dan ada pula yang tidak senang dengan hal itu
karena merasa tersaingi, hingga saat ini masih terasa hawa kecemburuan dari
beberaa teman-temanku tersebut. Hebatnya aku sudah merasa terbiasa sendiri
dengan situasi seperti ini dan kata kata yang memenuhi kepalaku saat menghadapi
situasi seperti ini adalah “whatever”
Sekarang masa kanak kanak
itu telah berakhir, akupun sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan
terjadi pada kehidupan remaja. Awalnya memang sulit ketika aku baru duduk di
kelas VII MTs, aku terpengaruh oleh lingkungan baruku yang keras dan akupun
menjadi terkenal karena dalam tiga bulan pertama aku sudah di panggil dua kali
ke ruangan guru bimbingan konseling ( BK ). Hal ini tentunya karena tingkah
lakuku. Meskipun aku menjadi siswa yang tergolong kepada siswa bandel namun
prestasiku tidak menurun dari sebelumnya, karna aku langsung menjadi juara umum
semenjak kelas VII dan prestasi itu berhasil aku pertahankan sampai aku duduk
di kelas XII. Setelah naik kelas aku berusaha meninggalkan kebiasaan buruk
tersebut dengan bergabung dengan salah satu klub sepak bola binaan karang taruna
desa yaitu SSB P3 Fc dan juga aku aktif dalam perkumpulan karang taruna. Di
sini aku memupuk prestasi non-akademik dan juga menimba pengalaman dalam
berorganisasi. Tahun 2011 aku bersama klub P3D Fc finis di posisi ke tiga liga
remaja dan juga aku terpilih sebagai utusan Kwartir Cabang 07 Lima Puluh Kota
untuk mengikuti kegiatan Jambore Nasional IX di kota Palembang yang di
selenggarakan tanggal 2 – 9 Juli 2011. Sejak saat itu aku tidak lagi di panggil
ke kantor karna kebandelanku tetapi karna prestasi yang aku raih. Tiga tahun
telah berlalu telah selesai mengikuti Ujian Nasional dan Alhamdulillah aku
mendapat nilai yang cukup memuaskan. Dengan prestasi tersebut aku di tawarkan
oleh kepala Madrasah Aliah Darul Funun untuk melanjutkan studi di sana. Akupun
menerimanya.
Selama belajar di
Madrasah Aliah Darul Funun aku merasa tak terlalu berubah dari tingkat
sebelumnya. Dimulai di kelas sepuluh, aku tergolong siswa yang ambisius.
Buktinya ketika diadakan lomba Kompetisi Sains Madrasah aku ngotot untuk ikut
meskipun 80% majelis guru menertawakannya. Aku bertekad akan membuat guru guru
yang menetawakanku akan terdiam. Pada waktu itu aku mengambil bidang studi
matematika dan Alhamdulillah aku lolos ke tingkat provinsi. Aku sangat bahagia
karna berhasil membuat guru yang merendahkanku terdiam. Di tingkat provinsi aku
hanya meraih juara kedua dengan selisih point 3 point juara pertama. Namun aku
tetap bersyukur. Tahun berikutnya aku adalah siswa kelas XI-IPA yang merupakan
angkatan pertama di Madrasah Aliah Darul Funun. Karena jurusan IPA adalah
jurusan baru fasilitas belajar seperti laboratorium belum lengkap bahkan guru
yang mengajar masih ada guru tingkat MTs yang dirangkapkan ke tingkat MA.
Alhasil kami kesulitan dalam belajar terutama dalam mata pelajaran biologi. Sewaktu
ujian mid semester aku sempai kaget melihat nilai biologiku yang tak mencapai
target, dengan susah payah aku belajar dengan siswa sekolah lain dan
Alhamdulillah aku dapat memperbaikinya sewaktu ujian semester akan tetapi aku
gagal memperbaiki nilai kimia.
Memasuki semester kedua
kelas XI seleksi KSM tingkat kabuapaten kembali dibuka. Kali ini aku berniat
mengikuti bidang studi fisika, namun atas saran kepala sekolah aku akhirnya
mengikuti bidang studi matematika dan aaku kembali lolos ke tingkat propinsi
setelah mengalahkan lawan lawan di tingkat kabupaten. Roda memang berputar,
itulah yang aku rasakan saat mengikuti lomba KSM di tingkat provinsi tahun
2014. Aku gagal mempertahankan peringkat kedua tahun lalu dan hanya berhasil
memperoleh peringkat tiga. Kecewa dan bangga bergejolak di dalam dadaku, kepsek
dan guru pembimbing. Kecewa karena gagal lolos ke tingkat nasional yang tahun
lalu hamper ku dapat dan bangga karena telah berhasil menorehkan prestasi yang
luar biasa bagi sekolah, karena selama ini tak pernah sekalipun Madrasah Aliah
Darul Funun mengutus siswanya mengikuti lomba KSM tingkat provinsi.
Sekarang kegembiraan
itu telah usai karena aku telah duduk di kelas XII – IPA yang merupakan penentu
jalanku. Kemana kelak akan ku arahkan diriku ini setelah tamat tingkat Madrasah
aliah. Tak mudah mengambil keputusan bagiku, karena aku merupakan anak pertama
dan juga cucu pertama dalam keluarga. Yang akan membimbing adik adikku. Setelah
meminta masukan dari semua anggota keluarga dan orang orang terdekatku aku
bulatkan bahwa aku kelak akan menjadi seorang tenaga pendidik. Hal ini aku
putuskan karena dengan menjadi seorang guru yang mengajarkan hal-hal baik dan
berguna kelak setelah aku wafat aku akan tetap mendapatkan tambahan saldo pahala
dari ilmu yang aku ajarkan. Di sampan itu aku ingin melanjutkan cita cita ibuku
yang terganjal keadaan darurat. Dan aku berharap semua itu bisa terwujud. Amin
Wednesday, 3 September 2014
Tentang Legenda Atlantis
Kita telah
mengenal Atlantis yang legendaris sejak lama. Selain menarik minat para
arkeolog dan penjelajah, Atlantis juga menarik perhatian para panganut new age,
ufolog hingga nazi Jerman.
Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa bangsa Atlantis adalah sekelompok ras super keturunan alien yang memiliki teknologi tinggi. Tapi ngomong-ngomong, berapa banyak dari kalian yang pernah membaca buku Timaeus dan Critias tulisan Plato?
Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa bangsa Atlantis adalah sekelompok ras super keturunan alien yang memiliki teknologi tinggi. Tapi ngomong-ngomong, berapa banyak dari kalian yang pernah membaca buku Timaeus dan Critias tulisan Plato?
Timaeus dan Critias adalah sebuah buku yang ditulis dalam rupa dialog yang terjadi antara Timaeus, Critias, Hermocrates dan Socrates. Dalam buku itu, kisah Atlantis diceritakan oleh Critias yang mendengar kisah itu dari kakeknya yang juga bernama Critias. Sedangkan Critias (sang kakek) mendengarnya dari Solon. Dan Solon mendengarnya dari para pendeta Mesir.
Timaeus hanya sedikit menyinggung soal Atlantis. Sedangkan Critias lebih banyak mendeskripsikan Atlantis. Namun, Critias sepertinya belum diselesaikan oleh Plato sehingga kita hanya mendapat sepenggal kisah Atlantis. Tapi paling tidak cukup untuk mengambil pelajaran dari bangsa yang luar biasa ini.
Lokasi Atlantis
"Kekuatan
ini datang dari samudera Atlantik. Pada waktu itu, samudera Atlantik dapat
dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak di hadapan selat yang engkau sebut
pilar-pilar Herkules.
Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik.
Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik.
Laut yang ada di dalam pilar-pilar Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit. Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas.
Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya" (Timaeus)
Asal mula bangsa Atlantis
"Sebelumnya
aku telah berbicara mengenai pembagian wilayah yang diadakan bagi para dewa dan
bagaimana mereka tersebar ke seluruh dunia dalam proporsi yang berbeda-beda.
Dan Poseidon, menerima bagiannya, yaitu pulau Atlantis." (Critias)
"Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran yang dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya. Di gunung itu tinggal seorang pria fana bernama Evenor yang memiliki seorang istri bernama Leucippe. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Cleito. Ketika Cleito telah dewasa, ayah dan ibunya meninggal dunia. Poseidon jatuh cinta dan bersetubuh dengannya." (Critias)
Karakteristik Tanah Atlantis
"Poseidon
lalu memecahkan tanah di sekitar bukit tempat tinggal Cleito sehingga bukit itu
terpisah dari dataran lain. Bukit itu sekarang dikelilingi oleh laut yang
berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua bagian daratan seperti ini sehingga
jumlahnya menjadi dua daratan yang dikelilingi tiga wilayah perairan."
(Critias)
"Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di tengah-tengah pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam makanan muncul dari tanah yang subur." (Critias)
Nenek Moyang bangsa Atlantis
"Poseidon
dan Cleito memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia lalu membagi pulau
Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada anak tertua dari pasangan
kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan wilayah yang mengelilinginya yang
merupakan tanah terluas dan terbaik. Ia juga menjadikannya raja atas
saudara-saudaranya. Poseidon memberi nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh
pulau dan samudera itu disebut Atlantik." (Critias)
Kemakmuran Bangsa Atlantis
"Tanah
Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung
pasukan dalam jumlah besar." (Critias)
"Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat." (Critias)
"Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah" (Critias)
"Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat." (Critias)
"Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah" (Critias)
Struktur Masyarakat Atlantis
"Pada
masa itu, wilayah Atlantis didiami oleh berbagai kelas masyarakat. Ada tukang
batu, tukang kayu, ada suami-suami dan para prajurit. Bagi para prajurit,
mereka mendapat wilayah sendiri dan semua keperluan untuk kehidupan dan
pendidikan disediakan dengan berlimpah. Mereka tidak pernah menganggap bahwa
kepunyaan mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka menganggapnya sebagai
kepunyaan bersama. Mereka juga tidak pernah menuntut makanan lebih banyak dari
yang dibutuhkan." (Critias)
"Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan untuk kebutuhan bersama." (Critias)
"Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh." (Critias)
'Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya." (Critias)
"Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan untuk kebutuhan bersama." (Critias)
"Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh." (Critias)
'Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya." (Critias)
Teknologi Atlantis
"Mereka
membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh
wilayah dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka membangun jembatan
untuk menghubungkan wilayah air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno.
Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana. Mereka membangun istana di tempat
kediaman dewa-dewa dan nenek moyang mereka yang terus dipelihara oleh generasi
berikutnya. Setiap raja menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja
berikutnya hingga mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan
indah." (Critias)
"Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar." (Critias)
"Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar." (Critias)
Kehancuran Pulau Atlantis
"9.000
tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang yang terjadi
antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules dengan mereka yang
berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku deskripsikan." (Critias)
"Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain." (Critias)
"Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata." (Critias)
"Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)
"Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut." (Timaeus)
"Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain." (Critias)
"Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata." (Critias)
"Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)
"Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut." (Timaeus)
Penutup - Pelajaran dari
Atlantis"Selama banyak generasi, karakter yang mulia hidup di dalam diri
mereka, mereka patuh kepada hukum dan memiliki ketertarikan yang kuat kepada
dewa. Mereka memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan kelemahlembutan
dengan kebijaksanaan di dalam berbagai aspek kehidupan dan dalam hubungannya
dengan sesama." (Critias)
"Mereka tidak mau mengangkat senjata melawan sesamanya, dan mereka akan
segera bergegas menolong rajanya ketika ada usaha untuk menggulingkannya.
Mereka menolak segala kejahatan dan hanya melakukan kebaikan. Mereka hanya
menaruh sedikit perhatian untuk kehidupan mereka sendiri. Mereka menganggap
remeh harta benda emas dan perak yang sepertinya hanya menjadi beban bagi
mereka." (Critias)
"Bahkan ketika mereka berkelimpahan di dalam kemewahan, mata hati mereka
tidak dibutakan olehnya. Mereka sadar bahwa kekayaan mereka akan bertambah oleh
perbuatan baik dan persahabatan antara satu dengan yang lain yang juga disertai
dengan penghormatan antara sesama. Karakter-karakter semacam itu terus
bertumbuh di antara mereka." (Critias)
"Namun, karakter-karakter mulia tersebut mulai memudar dan menjadi terlalu
sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan sifat-sifat duniawi, dan sifat
itu kemudian menjadi pengendali. Karena itu mereka tidak mampu lagi menanggung
kekayaan yang mereka miliki. Mereka mulai berperilaku tidak sepantasnya dan
mata mereka menjadi rabun karena mereka telah kehilangan harta mereka yang
paling berharga." (Critias)
"Zeus, raja para dewa yang memerintah berdasarkan hukum dan mampu melihat
perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan mulai mencanangkan hukuman bagi
ras yang terhormat itu supaya mereka dapat disadarkan dan dimurnikan. Lalu ia
mulai mengumpulkan para dewa dari tempat kediaman masing-masing. Setelah mereka
semua berkumpul, Zeus berkata : ....." (Critias)
Dan dengan kalimat itulah Critias berakhir, tidak terselesaikan. Jadi kita
tidak akan pernah tahu apa yang ingin dikatakan oleh Zeus. Tapi bahkan walaupun
buku ini tidak pernah terselesaikan, pengaruhnya terhadap umat manusia jauh
lebih besar dibandingkan dengan ribuan buku lainnya.
Atlantis menurut orang Malaysia
“Tempoh yang penuh dengan peristiwa (zaman ais) ini adalah merupakan zaman pembangunan hebat manusia, perubahan iklim yang drastik, aras laut, hidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan …”12.
Zaman ais memberi ruang yang besar kepada perkembangan tamadun manusia yang amat besar di Asia Tenggara. Pada zaman ais, oleh kerana suhu bumi adalah amat sejuk, kebanyakan air adalah membeku dan membentuk glasier. Oleh itu kebanyakan kawasan bumi tidak sesuai untuk di diami kecuali di kawasan khatulistiwa yang lebih panas, dan Asia Tenggara terletak di kawasan Khatulistiwa.
Kumpulan besar air beku yang membentuk lapisan tebal ais ada di semua benua apa lagi di kawasan kutub. Akibatnya aras laut turun sehingga 200 kaki dari aras sekarang. Bagaimana rupa peta dunia 11,900 tahun yang lepas, semasa zaman ais? Peta berkenaan boleh kita lihat di atas tadi. Sila klik gambar berkenaan untuk melihat imej yang lebih besar.
Tanah pamah tropika, subur dan paling sesuai untuk didiami terbentang dari kawasan Indochina sehingga ke Australia. Terletak di antara Semenanjung Malaysia dan Borneo, adalah kawasan yang paling pamah dan sekarang ini dikenali sebagai laut China Selatan yang terbina di atas pentas Sunda.
Bagaimana pada zaman sejuk beku itu orang-orang Eropah dengan segala kepandaian mendakwa mereka telah membina tamadun besar lebih awal dari orang lain? Lapisan salji di kawasan Eropah pada masa itu boleh menjangkau sehingga 1 km tebalnya dari permukaan bumi. Pada masa itu keadaan di Eropah dan Mesir adalah sama seperti apa yang ada di kawasan Artik dan Antartika sekarang ini jadi; Apa gaya kan macak tihang mbuat bangunan?
Jadi Borneo dan kawasan sekitarnya di Asia Tenggara adalah kawasan bumi yang bertuah. Semasa bumi bersuhu paling sejuk sekalipun, Borneo tetap boleh didiami dan menjadi kawasan bercucuk tanam kerana ia terletak di sekitar garisan khatulistiwa. Lebih menarik lagi, dengan aras laut yang lebih rendah, pada masa itu Borneo adalah satu daratan benua bersambung dengan Asia dan terbentang membentuk kawasan pamah yang amat luas. Apabila bumi menjadi semakin panas pula, daratan Sunda ini ditenggelami air, tetapi sehingga ke hari ini Borneo tetap boleh didiami dan tetap subur.
Mengikut Oppenheimer13, Atlantis Asia Tenggara yang juga boleh dipanggil sebagai Sundaland kerana ianya sekarang berada di atas pentas Sunda adalah merupakan pemimpin dunia di dalam revolusi Neolithic (permulaan pertanian), menggunakan batu untuk mengisar bijirin liar seawal 24,000 (tahun) yang lalu, lebih tua sepuluh ribu tahun dari(tamadun) Mesir atau Palestin. Sebelum dan terutamanya semasa banjir (akibat peningkatan aras laut) beransur-ansur melanda tanah pamah rendah mereka,orang-orang Sundaland bertebaran keluar ke daratan kejiranan: tanah besar Asia termasuk China, India dan Mesopotamia (Mesir), dan ke kepulauan dunia dari Madagascar sehingga ke Filipina dan New Guinea, dari situ mereka kemudian menduduki Polynesia sehingga ke Pulau Easter, Hawaii dan New Zealand.
Selepas itu apabila suhu bumi semakin panas, salji semakin cair dan aras laut mula bertambah. Masalah lain juga kritikal, kawasan ini terletak di dalam Lingkaran Api Pasifik (Pacific Ring of Fire)14.
Akibatnya tamadun di Asia Tenggara mula tenggelam dan atau musnah oleh gunung berapi. Negeri orang Kadayan hilang …
Selepas itu apa yang ada bagi ibu tamadun hanyalah hikayat mengenai banjir, air, tenggelam, perahu, naga, garuda. Cerita-cerita yang sama dilaungkan di seluruh dunia, sebagai mengenang kemusnahan tamadun kita akibat zaman ais yang misteri.
sumber: http://www.google.co.id
Kerajaan Hartharanus = Atlantis = Nusantara?
nemu artikel ini di sebuah forum silat sahabatsilat.com, eh ngak di nyana ada hubungannya dengan Legenda Atlantis dan Sejarah masalalu Indonesia
Legenda Pangeran Pengampun.
Bagi para guru sepuh ilmu silat, nama Pangeran Pengampun bukanlah nama yang asing. Tetapi pada saat sekarang mungkin hanya beberapa perguruan ssaja yang masih mengenalkan sosok legendaris Pangeran Pengampun.
Konon ilmu silat sudah dikenal jauh sebelum agama Hindu dan Buddha masuk ke nusantara. Dimana dibuktikan bahwa di Nusantara ini (sebut saja Pulau Jawa), sudah memiliki peradaban yang sangat tinggi. Banyak fosil manusia tertua didunia ditemukan di daratan pulau Jawa, seperti dimulai dari pithecantrphus eretus sampai ke Mojokerto soloensis.
Konon di pulau Jawa dalam legenda pernah ada suatu negara atau kerjaan yang sudah menganut faham monotheos. Yang diapit oleh dua Samodra yakni Samudra Hindia dan samudra Pasicik. Negera tersebut disebut negara Hartharanus. Dimana Prabu HeruCakra sebagai rajanya. Pada masa ini bahasa resmi kerajaan bernama bahasa “Ingsun Sabda” yang biasa disebut dengan akronim Sun-Da. Dipercaya bahwa bahasa Sun-Da adalah bahasa kerajaan yang dipakai saat itu. Pulau Jawa adalah merupakan daerah kapital dari kerajaan Hartharanus. Layaknya sebuah bahasa, maka setiap bahasa memeiliki charakter sebagai sarana untuk berkomunikasi tulis. Dalam kenyataanya aksara Sun-Da hingga saat ini masih ada dan dimiliki oleh mereka yang berusaha untuk melestarikan agar tidak punah. Meski mereka sudah tidak bisa membacanya lagi.
Pangeran Penganpun adalah satu diantara kerabat prabu HeruCakra yang namanya tetap hidup. Sampai saat sekarang. Dimana ilmu yang digelar oleh Pangeran Pengampun adalah ilmu pengharkatan energi yang berbasis pada hubungan urat syarat yang berhubungan dengan setiap ruas tulang manusia. Khususnya Ruas tulang belakang dari mulai tulang ekor sampai dengan tulang tengkorak. Ilmu tersebut dikenal dengan istilah Gelang Naga (Gelang tenaga). Konon dinasti Shambala dari Tibet mempelajari ilmu ini melalui pertukaran budaya pada masa kejayaan Sriwijaya. Yang kemudian dikenal dengan ilmu KalaCakra..
Jelasnya bahwa keilmuan Gelang Naga (gelang tenaga) yang membangkitkan (harkatan /herkaton) energi melalui ring-ring dari disetiap ruas tulang manusia. Dimana setiap disetiap ring ruas tulang terhubung dengan urat syaraf yang berhubungan dengan organ oragn vital manusia. Yang dalam pengertianya jika energi ini mengalami hambatan, maka ada bagian spesifik tubuh yang tidak teraliri oleh energi yang dirasakan sebagai rasa sakit di organ tersebut yang terasa tidak nyaman.
Masuknya agama Hindhu dan Buddha ke jawa, menyebabkan keilmuan yang berasal dari Pangeran Pengampun semakin maju bahkan beredar keluar pulau Jawa. Namun lafads “Pengampun” sangat sulit diucapkan bagi orang diluar Jawa. Sehingga pemujaan terhadapa Pangeran Pengampun hanyalah terdengar seperti gumanan / lafads yang berbunyi ”Houm houm houm). Demikian pula setelah Nusantara dimasuki agama Islam pemujaan terhadap Pangeran Pengampun disebut sebagai “Waliullah wakil Kesatu”. Dari sekian banyak ilmu hikmah yang diajarkan oleh para Wali banyak menyebutkan Pangeran Pengampun Waliullah wakil kesatu”
Sehingga secara jelas bahwa “legenda Pangeran Pengampun” tetap hidup dimulai dari zaman Pra Hindu Budha sampai saat sekarang. Sosok Pangeran Pengampun adalah tokoh yang tidak masuk dalam catatan sejarah dan namanya hidup dimasyarakat maka beliau menjadi tokoh legenda. Akan tetapi bagi mereka yangmempelajari ilmu-ilmu hikmah akan menemui sebutan “Pangeran Pengampun waliullah wakil kesatu” didalam mantra2 tertentu.
Di tatar Sunda (parahiangan), dipercaya bahwa Pangeran Pengampun pernah hidup di Bantar Kawung Cianjur Jawa barat. Sedangkan di Jawa Tengah Pangeran Pengampun dipercaya pernah hidup di masa kerajaan Hartharnus. Dan dihormati namanya oleh para Wali dengan sebutan Waliullah wakil Kesatu yang artinya Wakil yang berkaromah yang berkedudukan diatas para wali.
Kesimpulan sementara: Pertama. Bahwa di pulau Jawa ada bahasa kesatuan yang disebut Bahasa Sun-da (bahasa Ingsun Sabda). Kedua. Keilmuan tentang energi berkaitan dengan energi yang memancar / merambat dari settiap ruas tulang manusia khususnya ruas ruas tulang punggung. mengalir melalui urat syarat menuju organ organ tubuh yang vital. Ketga: banyak versi tentang legenda Pangeran Pengampun yang beredar di masyarakat. Keempat. Negara Hartharanus jika dibaca dari belakang menjadi Nusantara. Kelima. Dalam spelling orang Barat kata Hartharnus menjadi Atlantis. Yang dipercaya oleh orang Barat sebagai benua yang hilang dan benua yang memiliki peradaban sangat tinggi.
jika ada yg tahu lebih banyak tentang legenda ini mohon infonya...
Mitos
tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani
kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus
Dalam buku
Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah
pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
Dibagian
lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang
Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia
menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan
Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari
seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Garis besar
kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik
arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang
menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya.
Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding
tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat
perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca
dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis merupakan
sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan
pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar dan mempunyai
kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
Tapi kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2 kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam kehidupan di bumi ini?
Terdapat
beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian
untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.
Menurut
perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih
11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan
kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya
sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal
setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang
kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh
lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua
yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam,
manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu?
Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap
hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di
bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar
kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang
menggemparkan dunia.
Suatu hari
di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau
Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga
ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini,
tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar!
Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah
jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan
besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar
kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
Awal tahun
‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah
mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut,
atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000
tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan,
begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat
tenggelamnya kerajaan Atlantis?
Tahun 1974,
sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika
disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun
oleh orang Atlantis?
Tahun 1979,
ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih
menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985,
dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga
maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih
menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang
ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang
sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Santos
menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang
dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah
timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu
terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang
menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Sedangkan
menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi
yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih
diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya
berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di
wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh
air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India
Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung
berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang
merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat
di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera
dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Santos
berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu,
menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya
bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani
samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar
samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa
ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan
menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich
Events.
Dalam usaha
mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah
melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya
datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera
Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di
wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang
hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata,
“Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato
tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada
beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos
dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya
mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang,
Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo,
Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ini ada lagi
yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha untuk menguak misteri
Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu
mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya “Inggrid
Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih
membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban
tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang
mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan
yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam
kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas,
dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang
kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada
sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan
batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas
alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas
saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem
operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami
jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah
instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan
pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya
panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti
zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai
di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini
adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah
bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan
kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam
kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita
emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki
berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian
tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian
seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya
menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga
yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka
mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya
sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik
memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi
dengan Hewan
Saya sering
pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang
dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai
undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah
tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan
besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam
tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu
adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan
penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta
keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa
intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka,
bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering
bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas
sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati,
misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya
memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara
“wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya paling
suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan
rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya,
sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara
relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran,
misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita
lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu
tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun,
apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun
akan tetap demikian.
Saya sering
kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya
dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku:
“Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua
orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan
yang Indah Permai
Di timur
laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput
ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di
sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka
ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam
bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat
efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan
khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai
merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati
kehidupannya.
Di
lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa
pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat
kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain.
Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di
timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan
lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban
kami.
Sebagian
besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang
bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian
kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa
pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat
keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara
konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal
tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang
kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing
orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan
menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal
yang paling mendasar.
Seluruh
kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara
universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang
merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat
dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas
perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang
ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi
yang Tinggi
Di Atlantis
ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka
menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana
hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan
jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai
sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat
terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan,
komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan
cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis
adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal
untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima
oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima
dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan
sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang
disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya
mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan
yang Maju
Dalam
peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan,
semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan
mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat
pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk,
sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar
khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih
baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi
getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar
tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan
asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu,
kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien.
Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah
warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke
dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna”
menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera
penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir,
“air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air
dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh
dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik
pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” ,
sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.
Pendidikan
Anak yang Ketat
Saat bayi
masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan
pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan
pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua
merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di
siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik
di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara
berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
Pusat
pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi
makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar
jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang
pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat
dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai
60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang
didambakan setiap orang.
Di seluruh
wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima
pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang
pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah
mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas
tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata
ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam
warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif.
Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam
keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini
merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup
semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing
si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan
melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki
kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.
Pemikiran
maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa
belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi
tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin
tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran
ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka
wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut
pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir
orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.
Dalam buku
sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami
yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya,
memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras
melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya,
namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang
harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat
itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti
ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah
pelindung kami.
Kiamat yang
Melanda Atlantis
Saya tidak
bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda
bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan.
Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang
mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis
sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya
berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks
merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan
makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”,
lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami
dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga
yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh
hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang
Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia
dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan
mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut
terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar
hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih,
dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang
yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada
jiwanya, dan dianggap tidak matang.
Teknologi
Maju yang Lalim
Pada masa
kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara
kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar
orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur
materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi
udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai
mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur
pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari
galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba
menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan
bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada keserakahan,
demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok.
Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira
dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin
mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang
Hari Kiamat
Ramalan
“kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang
mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya
disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik,
Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir
orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di
daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa
lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat”
akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan
tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah
tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami
dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak orang
meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada
juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan
baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian
dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang
merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan
aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah
perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali
dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan
tentang kehidupan di luar Atlantis.
Saya memilih
tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun,
hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan
terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan
khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi
untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban
Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa
abad.
Saya masih
tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas,
gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling
bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di
dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya.
Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang
ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di
langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran
api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat
sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah
terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut
bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak
ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas
suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor
binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut
telah menenggelamkan daratan.
Sumber
Kehancuran
Lewat
ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa
Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya
akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan
ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban
seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti
membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa
Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu
berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan
berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa
Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan
seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka
bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan
gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak
direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam
dialognya sebagai berikut:
“Hukum yang
diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut
mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di
sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan
di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat,
mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan
menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang
acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
Hancurnya
peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan
tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar,
dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat
kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar
orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya
diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar
terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat
merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai
orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi
kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan
pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan
hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis
memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada
keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan,
mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita
sedang berbuat kesalahan yang sama?
KERAJAAN KANDIS
“ATLANTIS NUSANTARA”
ANTARA CERITA DAN FAKTA
(Sebuah Hipotesa Lokasi Awal Peradaban di Indonesia)
ANTARA CERITA DAN FAKTA
(Sebuah Hipotesa Lokasi Awal Peradaban di Indonesia)
MAKALAH SEMINAR
Oleh:
PEBRI MAHMUD AL HAMIDI
PEBRI MAHMUD AL HAMIDI
MEI 2009
RINGKASAN
Nenek moyang bangsa Indonesia
diduga kuat oleh para Arkeolog adalah ras Austronesia. Ras ini mendarat di
Kepulauan Nusantara, dan memulai peradaban neolitik. Bukti arkeologi
menunjukkan bahwa budaya neolitik dimulai sekitar 5000 tahun lalu di kepulauan
Nusantara. Bersamaan dengan budaya baru ini bukti antropologi menunjukkan
muncul juga manusia dengan ciri fisik Mongoloid. Populasi Mongoloid ini
menyebar di kawasan Nusantara sekitar 5000 sampai 3000 tahun lalu dengan
membawa bahasa Austronesia dan teknologi pertanian.
Di Nusantara saat ini paling tidak
terdapat 50 populasi etnik Mongoloid yang mendiaminya. Budaya dan bahasa mereka
tergolong dalam satu keluarga atau filum bahasa, yaitu bahasa-bahasa Austronesia
yang menunjukkan mereka berasal dari satu nenek moyang. Lalu dari manakah
populasi Austronesia ini berasal dan daerah manakah pertama kalinya mereka huni
di Nusantara ini? Sebuah pertanyaan yang belum terjawab oleh riset sejarah
selama ini. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian dan
analisis yang komprehensif tentang bukti sejarah yang ada dan menelusuri
hubungan historis suatu daerah dengan daerah lainnya. Metode yang digunakan
adalah mengumpulkan cerita/tombo yang ada di masyarakat dan penelusuran fakta
yang mendukung tombo tersebut.
Kerajaan tertua di Pulau Jawa
berdasarkan bukti arkeologis adalah kerajaan Salakanegara dibangun abad ke-2
Masehi yang terletak di Pantai Teluk Lada, Pandeglang Banten. Diduga kuat
mereka berimigrasi dari Sumatra. Sedangkan Kerajaan tertua di Sumatra adalah
kerajaan Melayu Jambi (Chu-po), yaitu Koying (abad 2 M), Tupo (abad ke 3 M),
dan Kuntala/Kantoli (abad ke 5 M). Menurut cerita/tombo adat Lubuk Jambi
yang diwarisi dari leluhur mengatakan bahwa disinilah lubuk (asal) orang Jambi,
oleh karena itu daerah ini bernama Lubuk Jambi. Dalam tombo juga disebutkan di
daerah ini terdapat sebuah istana kerajaan Kandis yang sudah lama hilang.
Istana itu dinamakan istana Dhamna, berada di puncak bukit yang dikelilingi
oleh sungai yang jernih. Penelusuran peninggalan kerajaan ini telah dilakukan
selama 7 bulan (September 2008-April 2009), dan telah menemukan lokasi,
artefak, dan puing-puing yang diduga kuat sebagai peninggalan Kandis
dengan ciri-ciri lokasi mirip dengan sketsa Plato (347 SM) tentang Atlantis.
Namun penemuan ini perlu dilakukan penelitian arkeologis lebih lanjut.
PENDAHULUAN
Nusantara merupakan sebutan untuk
negara kepulauan yang terletak di kepulauan Indonesia saat ini. Catatan bangsa
Tionghoa menamakan kepulauan ini dengan Nan-hai yang berarti Kepulauan
Laut Selatan. Catatan kuno bangsa India menamainya Dwipantara yang
berarti Kepulauan Tanah Seberang, yang diturunkan dari kata Sanskerta dwipa
(pulau) dan antara (luar, seberang) dan disebut juga dengan Swarnadwiva
(pulau emas, yaitu Sumatra sekarang). Bangsa Arab menyebut daerah ini dengan Jaza’ir
al-Jawi (Kepulauan Jawa).
Migrasi manusia purba masuk ke wilayah
Nusantara terjadi para rentang waktu antara 100.000 sampai 160.000 tahun yang
lalu sebagai bagian dari migrasi manusia purba “out of Africa“. Ras
Austolomelanesia (Papua) memasuki kawasan ini ketika masih bergabung dengan
daratan Asia kemudian bergerak ke timur, sisa tengkoraknya ditemukan di gua
Braholo (Yogyakarata), gua Babi dan gua Niah (Kalimantan). Selanjutnya
kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi, perpindahan besar-besaran masuk ke
kepulauan Nusantara (imigrasi) dilakukan oleh ras Austronesia dari Yunan dan
mereka menjadi nenek moyang suku-suku di wilayah Nusantara bagian barat. Mereka
datang dalam 2 gelombang kedatangan yaitu sekitar tahun 2.500 SM dan 1.500 SM
(Wikipedia, 2009).
Bangsa nenek moyang ini telah
memiliki peradaban yang cukup baik, mereka paham cara bertani yang lebih baik,
ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem tata
pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Kedatangan imigran
dari India pada abad-abad akhir Sebelum
Masehi memperkenalkan kepada mereka sistem tata pemerintahan yang lebih
maju (kerajaan).
Kepulauan Nusantara saat ini paling
tidak ada 50 populasi etnik yang mendiaminya, dengan karakteristik budaya dan
bahasa tersendiri. Sebagian besar dari populasi ini dengan cirri fisik
Mongoloid, mempunyai bahasa yang tergolong dalam satu keluarga atau filum
bahasa. Bahasa mereka merupakan bahasa-bahasa Austronesia yang menunjukkan
mereka berasal dari satu nenek moyang. Sedangkan di Indonesia bagian timur
terdapat satu populasi dengan bahasa-bahasa yang tergolong dalam berbagai
bahasa Papua.
Pusat Arkeologi Nasional telah
berhasil meneliti kerangka berumur 2000-3000 tahun, yaitu penelitian DNA purba
dari situs Plawangan di Jawa Tengah dan Gilimanuk Bali. Penelitian itu
menunjukkan bahwa manusia Indonesia yang hidup di kedua situs tersebut telah
berkerabat secara genetik sejak 2000-3000 tahun lalu. Pada kenyataannya hingga
sekarang populasi manusia Bali dan Jawa masih memiliki kekerabatan genetik yang
erat hingga sekarang.
Hasil penelitian Alan Wilson
tentang asal usul manusia di Amerika Serikat (1980-an) menunjukkan bahwa
manusia modern berasal dari Afrika sekitar 150.000-200.000 tahun lampau dengan
kesimpulan bahwa hanya ada satu pohon filogenetik DNA mitokondria, yaitu
Afrika. Hasil penelitian ini melemahkan teori bahwa manusia modern berkembang
di beberapa penjuru dunia secara terpisah (multi origin). Oleh karena itu tidak
ada kaitannya manusia purba yang fosilnya ditemukan diberbagai situs di Jawa
(homo erectus, homo soloensis, mojokertensis) dan di Cina (Peking Man) dengan
perkembangan manusia modern (homo sapiens) di Asia Timur. Manusia purba ini
yang hidup sejuta tahun yang lalu merupakan missing link dalam evolusi. Saat homo
sapiens mendarat di Kepulauan Nusantara, pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan
masih tergabung dengan daratan Asia sebagai sub-benua Sundaland.
Sedangkan pulau Papua saat itu masih menjadi satu dengan benua Australia
sebagai Sahulland.
Teori kedua yang bertentangan
dengan teori imigrasi Austronesia dari Yunan dan India adalah teori Harry
Truman. Teori ini mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Austronesia berasal dari
dataran Sunda-Land yang tenggelam pada zaman es (era pleistosen). Populasi ini
peradabannya sudah maju, mereka bermigrasi hingga ke Asia daratan hingga ke
Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. Pendapat
ini diperkuat oleh Umar Anggara Jenny, mengatakan bahwa Austronesia sebagai
rumpun bahasa yang merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia.
Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa
yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa
tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang. Pendapat Umar Anggara
Jenny dan Harry Truman tentang sebaran dan pengaruh bahasa dan bangsa
Austronesia ini juga dibenarkan oleh Abdul Hadi WM (Samantho, 2009).
Teori awal peradaban manusia berada
di dataran Paparan Sunda (Sunda-Land) juga dikemukan oleh Santos (2005). Santos
menerapkan analisis filologis (ilmu kebahasaan), antropologis dan arkeologis.
Hasil analisis dari reflief bangunan dan artefak bersejarah seperti piramida di
Mesir, kuil-kuil suci peninggalan peradaban Maya dan Aztec, peninggalan
peradaban Mohenjodaro dan Harrapa, serta analisis geografis (seperti luas
wilayah, iklim, sumberdaya alam, gunung berapi, dan cara bertani) menunjukkan
bahwa sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia ialah bentuk yang diadopsi
oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun Santos menyimpulkan bahwa Sunda
Land merupakan pusat peradaban yang maju ribuan tahun silam yang dikenal dengan
Benua Atlantis.
Dari kedua teori tentang asal usul
manusia yang mendiami Nusantara ini, benua Sunda-Land merupakan benang
merahnya. Pendekatan analisis filologis, antropologis dan arkeologis
dari kerajaan Nusantara kuno serta analisis hubungan keterkaitan satu dengan
lainnya kemungkinan besar akan menyingkap kegelapan masa lalu Nusantara.
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peradaban awal Nusantara yang diduga
adalah kerajaan Kandis.
TINJAUAN PUSTAKA
Nusantara dalam Lintasan Sejarah
Kepulauan Nusantara telah melintasi
sejarah berabad-abad lamanya. Sejarah Nusantara ini dapat dikelompokkan menjadi
lima fase, yaitu zaman pra sejarah, zaman Hindu/Budha, zaman Islam, zaman
Kolonial, dan zaman kemerdekaan. Kalau dirunut perjalanan sejarah tersebut
zaman kemerdekaan, kolonial, dan zaman Islam mempunyai bukti sejarah yang jelas
dan tidak perlu diperdebatkan. Zaman Hindu/Budha juga telah ditemukan bukti
sejarah walaupun tidak sejelas zaman setelahnya. Zaman sebelum Hindu/Budha
masih dalam teka-teki besar, maka dalam menjawab ketidakjelasan ini dapat
dilakukan dengan analisa keterkaitan antar kerajaan. Urutan tahun berdiri
kerajaan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kerajaan di Indonesia berdasarkan tahun berdirinya
No
|
Nama Kerajaan
|
Lokasi Situs
|
PerkiraanTahun Berdiri
|
1.
|
Kerajaan Kandis*
|
Lubuk Jambi, Riau
|
Sebelum Masehi
|
2.
|
Kerajaan Melayu Jambi
|
Jambi
|
Abad ke-2 M
|
3.
|
Kerajaan Salakanegara
|
Pandeglang, Banten
|
150 M
|
4.
|
Kepaksian Skala Brak Kuno
|
Gunung Pesagi, Lampung
|
Abad ke-3 M
|
5.
|
Kerajaan Kutai
|
Muara Kaman, Kaltim
|
Abad ke-4 M
|
6.
|
Kerajaan Tarumanegara
|
Banten
|
Abad ke-4 M
|
7.
|
Kerajaan Koto Alang
|
Lubuk Jambi, Riau
|
Abad ke-4 M
|
8.
|
Kerajaan Barus
|
Barus, Sumatra Utara
|
Abad ke-6 M
|
9.
|
Kerajaan Kalingga
|
Jepara, Jawa Tengah
|
Abad ke-6 M
|
10.
|
Kerajaan Kanjuruhan
|
Malang, Jawa Timur
|
Abad ke-6 M
|
11.
|
Kerajaan Sunda
|
Banten-Jawa Barat
|
669 M
|
12.
|
Kerajaan Sriwijaya
|
Palembang, Sumsel
|
Abad ke-7 M
|
13.
|
Kerajaan Sabak
|
Muara Btg. Hari, Jambi
|
730 M
|
14.
|
Kerajaan Sunda Galuh
|
Banten-Jawa Barat
|
735 M
|
15.
|
Kerajaan Tulang Bawang
|
Lampung
|
771 M
|
16.
|
Kerajaan Medang
|
Jawa Tengah
|
820 M
|
17.
|
Kerajaan Perlak
|
Peureulak, Aceh Timur
|
840 M
|
18.
|
Kerajaan Bedahulu
|
Bali
|
882 M
|
19.
|
Kerajaan Pajajaran
|
Bogor, Jawa Barat
|
923 M
|
20.
|
Kerajaan Kahuripan
|
Jawa Timur
|
1009 M
|
21.
|
Kerajaan Janggala
|
Sidoarjo, Jawa Timur
|
1042 M
|
22.
|
Kerajaan Kadiri/Panjalu
|
Kediri, Jawa Timur
|
1042 M
|
23.
|
Kerajaan Tidung
|
Tarakan, Kalimantan Timur
|
1076 M
|
24.
|
Kerajaan Singasari
|
Jawa Timur
|
1222 M
|
25.
|
Kesultanan Ternate
|
Ternate, Maluku
|
1257 M
|
26.
|
Kesultanan Samudra Pasai
|
Aceh Utara
|
1267 M
|
27.
|
Kerajaan Aru/Haru
|
Pantai Timur, Sumatra Utara
|
1282 M
|
28.
|
Kerajaan Majapahit
|
Jawa Timur
|
1293 M
|
29.
|
Kerajaan Indragiri
|
Indragiri, Riau
|
1298 M
|
30.
|
Kerajaan Panjalu Ciamis
|
Gunung Sawal, Jawa Barat
|
Abad ke-13 M
|
31.
|
Kesultanan Kutai
|
Kutai, Kalimantan Timur
|
Abad ke-13 M
|
32.
|
Kerajaan Dharmasraya
|
Jambi
|
1341 M
|
33.
|
Kerajaan Pagaruyung
|
Batu Sangkar, Sumbar
|
1347 M
|
34.
|
Kesultanan Aceh
|
Banda Aceh
|
1360 M
|
35.
|
Kesultanan Pajang
|
Jawa Tengah
|
1365 M
|
36.
|
Kesultanan Bone
|
Bone, Sulawesi Selatan
|
1392 M
|
37.
|
Kesultanan Buton
|
Buton
|
Abad ke-13 M
|
38.
|
Kesultanan Malaka
|
Malaka
|
1402 M
|
39.
|
Kerajaan Tanjung Pura
|
Kalimantan Barat
|
1425 M
|
40.
|
Kesultanan Berau
|
Berau
|
1432 M
|
41.
|
Kerajaan Wajo
|
Wajo, Sulawesi Selatan
|
1450 M
|
42.
|
Kerajaan Tanah Hitu
|
Ambon, Maluku
|
1470 M
|
43.
|
Kesultanan Demak
|
Demak, Jawa Tengah
|
1478 M
|
44.
|
Kerajaan Inderapura
|
Pesisir Selatan, Sumbar
|
1500-an M
|
45.
|
Kesultanan Pasir/Sadurangas
|
Pasir, Kalimantan Selatan
|
1516 M
|
46.
|
Kerajaan Blambangan
|
Banyuwangi, Jawa Timur
|
1520-an M
|
47.
|
Kesultanan Tidore
|
Tidore, Maluku Utara
|
1521 M
|
48.
|
Kerajaan Sumedang Larang
|
Jawa Barat
|
1521 M
|
49.
|
Kesultanan Bacan
|
Bacan, Maluku
|
1521 M
|
50.
|
Kesultanan Banten
|
Banten
|
1524 M
|
51.
|
Kesultanan Banjar
|
Kalimantan Selatan
|
1526 M
|
52.
|
Kesultanan Cirebon
|
Jawa Barat
|
1527 M
|
53.
|
Kesultan Sambas
|
Sambas, Kalimantan Barat
|
1590-an M
|
54.
|
Kesultanan Asahan
|
Asahan
|
1630 M
|
55.
|
Kesultanan Bima
|
Bima
|
1640 M
|
56.
|
Kerajaan Adonara
|
Adonara, Jawa Barat
|
1650 M
|
57.
|
Kesultanan Gowa
|
Goa, Makasar
|
1666 M
|
58.
|
Kesultanan Deli
|
Deli, Sumatra Utara
|
1669 M
|
59.
|
Kesultanan Palembang
|
Palembang
|
1675 M
|
60.
|
Kerajaan Kota Waringin
|
Kalimantan Tengah
|
1679 M
|
61.
|
Kesultanan Serdang
|
Serdang, Sumatra Utara
|
1723 M
|
62.
|
Kesultanan Siak Sri Indrapura
|
Siak, Riau
|
1723 M
|
63.
|
Kasunanan Surakarta
|
Solo, Jawa Tengah
|
1745 M
|
64.
|
Kesltn. Ngayogyakarto Hadiningrat
|
Yogyakarta
|
1755 M
|
65.
|
Praja Mangkunegaran
|
Jawa Tengah-Yogyakarta
|
1757 M
|
66.
|
Kesultanan Pontianak
|
Kalimantan Barat
|
1771 M
|
67.
|
Kerajaan Pagatan
|
Tanah Bumbu, Kalsel
|
1775 M
|
68.
|
Kesultanan Pelalawan
|
Pelalawan, Riau
|
1811 M
|
69.
|
Kadipaten Pakualaman
|
Yogyakarta
|
1813 M
|
70.
|
Kesultanan Sambaliung
|
Gunung Tabur
|
1810 M
|
71.
|
Kesultanan Gunung Tabur
|
Gunung Tabur
|
1820 M
|
72.
|
Kesultanan Riau Lingga
|
Lingga, Riau
|
1824 M
|
73.
|
Kesultanan Trumon
|
Sumatra Utara
|
1831 M
|
74.
|
Kerajaan Amanatum
|
NTT
|
1832 M
|
75.
|
Kesultanan Langkat
|
Sumatra Utara
|
1877 M
|
76.
|
Republik Indonesia
|
Kepulauan Nusantara
|
17-8-1945
|
Sumber: http://www.wikipedia.com (dengan
olahan), *Tahun berdiri berdasarkan tombo adat
|
Dalam catatan sejarah terdapat
informasi yang terputus antara zaman pra sejarah dengan zaman Hindu/Budha.
Namun dari Tabel 1 diatas dapat diperoleh gambaran bahwa peradaban Nusantara
kuno bermula di Sumatra bagian tengah dan ujung barat pulau Jawa. Dari abad
ke-1 sampai abad ke-4 daerah yang dihuni meliputi Jambi (kerajaan Melayu Tua),
Lampung (Kepaksian Skala Brak Kuno), dan Banten (kerajaan Salakanegara). Untuk
mengetahui peradaban awal Nusantara kemungkinan besar dapat diketahui melalui
analisa keterkaitan tiga kerajaan tersebut.
Kerajaan Melayu Tua di Jambi
Di daerah Jambi terdapat tiga
kerajaan Melayu tua yaitu, Koying, Tupo, dan Kantoli. Kerajaan Koying terdapat
dalam catatan Cina yang dibuat oleh K’ang-tai dan Wan-chen dari wangsa Wu
(222-208) tentang adanya negeri Koying. Tentang negeri ini juga dimuat dalam
ensiklopedi T’ung-tien yang ditulis oleh Tu-yu (375-812) dan disalin oleh
Ma-tu-an-lin dalam ensiklopedi Wen-hsien-t’ung-k’ao. Diterangkan bahwa di
kerajaan Koying terdapat gunung api dan kedudukannya 5.000 li di timur Chu-po
(Jambi). Di utara Koying ada gunung api dan di sebelah selatannya ada sebuah
teluk bernama Wen. Dalam teluk itu ada pulau bernama P’u-lei atau Pulau.
Penduduk yang mendiami pulau itu semuanya telanjang bulat, lelaki maupun
perempuan, dengan kulit berwarna hitam kelam, giginya putih-putih dan matanya
merah. Melihat warna kulitnya kemungkinan besar penduduk P’u-lei itu bukan
termasuk rumpun Proto-Negrito atau Melayu Tua yang sebelumnya menghuni daratan
Sumatera (Wikipedia, 2009).
Menurut data Cina Koying telah
melakukan perdagangan dalam abad ke 3 M juga di Pasemah wilayah Sumatra Selatan
dan Ranau wilayah Lampung telah ditemukan petunjuk adanya aktivitas perdagangan
yang dilakukan oleh Tonkin atau Tongkin dan Vietnam atau Fu-nan dalam abad itu
juga. Malahan keramik hasil zaman dinasti Han (abad ke 2 SM sampai abad ke 2 M)
di temukan di wilayah Sumatera tertentu.
Adanya kemungkinan penyebaran
berbagai negeri di Sumatera Tengah hingga Palembang di Selatan dan Sungai
Tungkal di utara digambarkan oleh Obdeyn (1942), namun dalam gambar itu
kedudukan negeri Koying tidak ada. Jika benar Koying berada di sebelah timur
Tupo atau Thu-po, Tchu-po, Chu-po dan kedudukannya di muara pertemuan dua
sungai, maka ada dua tempat yang demikian yakni Muara Sabak Zabaq, Djaba,
Djawa, Jawa dan Muara Tembesi atau Fo-ts’I, San-fo-tsi’, Che-li-fo-che sebelum
seroang sampai di Jambi Tchan-pie, Sanfin, Melayur, Moloyu, Malalyu. Dengan
demikian seolah-olah perpindahan Kerajaan Malayu Kuno pra-Sriwijaya bergeser
dari arah barat ke timur mengikuti pendangkalan Teluk Wen yang disebabkan oleh
sedimen terbawa oleh sungai terutama Batang Tembesi. Hubungan dagang secara
langsung terjadi dalam perdagangan dengan negeri-negeri di luar di sekitar
Teluk Wen dan Selat Malaka maka besar kemungkinan negeri Koying berada di sekitar
Alam Kerinci.
Keberadaan Koying yang pernah
dikenal di manca negara sampai abad ke 5 M sudah tidak kedengaran lagi.
Diperkirakan setelah Koying melepaskan kekuasaanya atas kerajaan Kuntala,
kejayaan pemerintahan Koying secara perlahan-lahan menghilang. Koying yang
selama ini tersohor sebagai salah satu negara nusantara pemasok komoditi
perdagangan manca negara sudah tidak disebut-sebut lagi. Keadaan seperti ini
sebenarnya tidak dialami Koying saja, karena kerajaan lain pun yang pernah jaya
semasa itu banyak pula yang mengalami nasib yang sama.
Namun yang jelas, di wilayah Alam
Kerinci sebelum atau sekitar permulaan abad masehi telah terdapat sebuah
pemerintahan berdaulat yang diakui keberadaanya oleh negeri Cina yang disebut
dengan negeri Koying atau kerajaan Koying.
Kerajaan Kepaksian Sekala Brak
Sekala Brak adalah sebuah
kerajaandi kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung) yang menjadi
cikal-bakal suku bangsa/etnis Lampung saat ini. Asal usul bangsa Lampung adalah
dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang letaknya di dataran Belalau,
sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif kini berada di Kabupaten
Lampung Barat. Dari dataran Sekala Brak inilah bangsa Lampung menyebar ke
setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu Way
Komring, Way Kanan, Way Semangka, Way Seputih, Way Sekampung dan Way Tulang
Bawang beserta anak sungainya, sehingga meliputi dataran Lampung dan Palembang
serta Pantai Banten.
Dalam catatan Kitab Tiongkok kuno
yang disalin oleh Groenevelt kedalam bahasa Inggris bahwa antara tahun 454 dan
464 Masehi disebutkan kisah sebuah Kerajaan Kendali yang terletak di antara
pulau Jawa dan Kamboja. Hal ini membuktikan bahwa pada abad ke 3 telah berdiri
Kerajaan Sekala Brak Kuno yang belum diketahui secara pasti kapan mulai
berdirinya. Kerajaan Sekala Brak menjalin kerjasama perdagangan antar pulau
dengan Kerajaan Kerajaan lain di Nusantara dan bahkan dengan India dan Negeri
Cina.
Kerajaan Salakanegara
Kerajaan Salakanagara
(Salaka=Perak) atau Rajatapura termasuk kerajaan Hindu. Ceritanya atau
sumbernya tercantum pada Naskah Wangsakerta. Kerajaan ini dibangun tahun 130
Masehi yang terletak di pantai Teluk Lada (wilayah Kabupaten Pandeglang,
Banten). Raja pertamanya yaitu Dewawarman yang memiliki gelar Prabu Darmalokapala
Dewawarman Haji Rakja Gapura Sagara yang memerintah sampai tahun 168 M.
Dalam Babad suku Sunda, Kota Perak
ini sebelumnya diperintah oleh tokoh Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya atau Aki
Tirem, waktu itu kota ini namanya Pulasari. Aki Tirem menikahkan putrinya yang
bernama Pohaci Larasati dengan Dewawarman. Dewawarman ini sebenarnya Pangeran
yang asalnya dari negri Palawa di India Selatan. Daerah kekuasaan kerajaan ini
meliputi semua pesisir selat Sunda yaitu pesisir Pandeglang, Banten ke arah
timur sampai Agrabintapura (Gunung Padang, Cianjur), juga sampai selat Sunda
hingga Krakatau atau Apuynusa (Nusa api) dan sampai pesisir selatan Swarnabumi
(pulau Sumatra). Ada juga dugaan bahwa kota Argyre yang ditemukannya Claudius
Ptolemalus tahun 150 M itu kota Perak atau Salaknagara ini. Dalam berita Cina
dari dinasti Han, ada catatan dari raja Tiao-Pien (Tiao=Dewa, Pien=Warman) dari
kerajaan Yehtiao atau Jawa, mengirim utusan/duta ke Cina tahun 132 M.
Mitologi Minangkabau
Orang Minangkabau mengakui bahwa
mereka merupakan keturunan Raja Iskandar Zulqarnaen (Alexandre the Great) Raja
Macedonia yang hidup 354-323 SM. Dia seorang raja yang sangat besar dalam
sejarah dunia. Sejarahnya merupakan sejarah yang penuh dengan penaklukan daerah
timur dan barat yang tiada taranya. Dia berkeinginan untuk menggabungkan
kebudayaan barat dengan kebudayaan timur.
Dalam Tambo disebutkan bahwa
Iskandar Zulkarnain mempunyai tiga anak, yaitu Maharajo Alif, Maharajo Dipang,
dan Maharajo Dirajo. Maharajo Alif menjadi raja di Benua Ruhun (Romawi),
Maharajo Dipang menjadi raja di negeri Cina, sedangkan Maharajo Dirajo menjadi
raja di Pulau Emas (Sumatera).
Kalau kita melihat kalimat-kalimat
tambo sendiri, maka dikatakan sebagai berikut: “…Tatkala maso dahulu, batigo
rajo naiek nobat, nan surang Maharajo Alif, nan pai ka banda Ruhum, nan surang
Maharajo Dipang nan pai ka Nagari Cino, nan surang Maharajo Dirajo manapek ka
pulau ameh nan ko…” (pada masa dahulu kala, ada tiga orang yang naik tahta
kerajaan, seorang bernama Maharaja Alif yang pergi ke negeri Ruhum (Eropa),
yang seorang Maharajo Dipang yang pergi ke negeri Cina, dan seorang lagi
bernama Maharajo Dirajo yang menepat ke pulau Sumatera).
Dalam versi lain diceritakan,
seorang penguasa di negeri Ruhum (Rum) mempunyai seorang putri yang sangat
cantik. Iskandar Zulkarnain menikah dengan putri tersebut. Dengan putri itu
Iskandar mendapat tiga orang putra, yaitu Maharaja Alif, Maharaja Depang, dan
Maharaja Diraja. Setelah ketiganya dewasa Iskandar berwasiat kepada ketiga
putranya sambil menunjuk-nunjuk seakan-akan memberitahukan ke arah itulah
mereka nanti harus berangkat melanjutkan kekuasaannya. Kepada Maharaja Alif
ditunjuk kearah Ruhum, Maharaja Depang negeri Cina, Maharaja Diraja ke Pulau
Emas (Nusantara).
Setelah Raja Iskandar wafat, ketiga
putranya berangkat menuju daerah yang ditunjukkan oleh ayahnya. Maharaja Diraja
membawa mahkota yang bernama “mahkota senggahana”, Maharaja Depang membawa
senjata bernama “jurpa tujuh menggang”, Maharaja Alif membawa senjata bernama
“keris sempana ganjah iris” dan lela yang tiga pucuk. Sepucuk jatuh ke bumi dan
sepucuk kembali ke asalnya jadi mustika dan geliga dan sebuah pedang yang
bernama sabilullah.
Berlayarlah bahtera yang membawa
ketiga orang putra itu ke arah timur, menuju pulau Langkapuri. Setibanya di
dekat pulau Sailan ketiga saudara itu berpisah, Maharaja Depang terus ke Negeri
Cina, Maharaja Alif kembali ke negeri Ruhum, dan Maharaja Diraja melanjutkan
pelayaran ke tenggara menuju sebuah pulau yang bernama Jawa Alkibri atau
disebut juga dengan Pulau Emas (Andalas atau Sumatra sekarang). Setelah lama
berlayar kelihatanlah puncak gunung merapi sebesar telur itik, maka ditujukan
bahtera kesana dan berlabuh didekat puncak gunung itu. Seiring menyusutnya air
laut mereka berkembang di sana.
Dari keterangan Tambo itu tidak ada
dikatakan angka tahunnya hanya dengan istilah “Masa dahulu kala” itulah yang
memberikan petunjuk kepada kita bahwa kejadian itu sudah berlangsung sangat
lama sekali, sedangkan waktu yang mencakup zaman dahulu kala itu sangat banyak
sekali dan tidak ada kepastiannya. Kita hanya akan bertanya-tanya atau
menduga-duga dengan tidak akan mendapat jawaban yang pasti. Di kerajaan Romawi
atau Cina memang ada sejarah raja-raja yang besar, tetapi raja mana yang
dimaksudkan oleh Tambo tidak kita ketahui. Dalam hal ini rupanya Tambo Alam
Minangkabau tidak mementingkan angka tahun selain dari mementingkan kebesaran
kemasyuran nama-nama rajanya.
Mitologi Lubuk Jambi[2]
Pulau Perca adalah salah satu
sebutan dari nama Pulau Sumatera sekarang. Pulau ini telah berganti-ganti nama
sesuai dengan perkembangan zaman. Diperkirakan pulau ini dahulunya merupakan
satu benua yang terhampar luas di bagian selatan belahan bumi. Karena perubahan
pergerakan kulit bumi, maka ada benua-benua yang tenggelam ke dasar lautan dan
timbul pulau-pulau yang berserakan. Pulau Perca ini timbul terputus-putus
berjejer dari utara ke selatan yang dibatasi oleh laut. Pada waktu itu Pulau
Sumatera bagaikan guntingan kain sehingga pulau ini diberi nama Pulau Perca.
Pulau Sumatera telah melintasi sejarah berabad-abad lamanya dengan beberapa
kali pergantian nama yaitu: Pulau Perca, Pulau Emas (Swarnabumi), Pulau Andalas
dan terakhir Pulau Sumatra.
Pulau Perca terletak berdampingan
dengan Semenanjung Malaka yang dibatasi oleh Selat Malaka dibagian Timur dan
Samudra Hindia sebelah barat sebagai pembatas dengan Benua Afrika. Pulau Perca
berdekatan dengan Semenanjung Malaka, maka daerah yang dihuni manusia pertama
kalinya berada di Pantai Timur Pulau Perca karena lebih mudah dijangkau dari
pada Pantai bagian barat. Pulau Perca yang timbul merupakan Bukit Barisan yang
berjejer dari utara ke selatan, dan yang paling dekat dengan Semenanjung Malaka
adalah Bukit Barisan yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi sekarang,
tepatnya adalah Bukit Bakau yang bertalian dengan Bukit Betabuh dan Bukit
Selasih (sekarang berada dalam wilayah Kenagorian Koto Lubuk Jambi Gajah
Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau),
sedangkan daratan yang rendah masih berada di bawah permukaan laut.
Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini
berasal dari keturunan waliyullah Raja Iskandar Zulkarnain. Tiga orang putra
Iskandar Zulkarnain yang bernama Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja
Diraja berpencar mencari daerah baru. Maharaja Alif ke Banda Ruhum, Maharaja
Depang ke Bandar Cina dan Maharaja Diraja ke Pulau Emas (Sumatra). Ketika
berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan sebuah
kerajaan yang dinamakan dengan Kerajaan Kandis yang berlokasi di Bukit
Bakar/Bukit Bakau. Daerah ini merupakan daerah yang hijau dan subur yang
dikelilingi oleh sungai yang jernih.
Maharaja Diraja sesampainya di
Bukit Bakau membangun sebuah istana yang megah yang dinamakan dengan Istana
Dhamna. Putra Maharaja Diraja bernama Darmaswara dengan gelar Mangkuto Maharaja
Diraja (Putra Mahkota Maharaja Diraja) dan gelar lainnya adalah Datuk Rajo
Tunggal (lebih akrab dipanggil). Datuk Rajo Tunggal memiliki senjata kebesaran
yaitu keris berhulu kepala burung garuda yang sampai saat ini masih dipegang
oleh Danial gelar Datuk Mangkuto Maharajo Dirajo. Datuk Rajo Tunggal menikah
dengan putri yang cantik jelita yang bernama Bunda Pertiwi. Bunda Pertiwi bersaudara
dengan Bunda Darah Putih. Bunda Darah Putih yang tua dan Bunda Pertiwi yang
bungsu. Setelah Maharaja Diraja wafat, Datuk Rajo tunggal menjadi raja di
kerajaan Kandis. Bunda Darah Putih dipersunting oleh Datuk Bandaro Hitam.
Lambang kerajaan Kandis adalah sepasang bunga raya berwarna merah dan putih.
Kehidupan ekonomi kerajaan Kandis
ini adalah dari hasil hutan seperti damar, rotan, dan sarang burung
layang-layang, dan dari hasil bumi seperti emas dan perak. Daerah kerajaan
Kandis kaya akan emas, sehingga Rajo Tunggal memerintahkan untuk membuat
tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan tambang titah, artinya
tambang emas yang dibuat berdasarkan titah raja. Sampai saat ini bekas
peninggalan tambang ini masih dinamakan dengan tambang titah.
Hasil hutan dan hasil bumi Kandis
diperdagangkan ke Semenanjung Melayu oleh Mentri Perdagangan Dt. Bandaro Hitam
dengan memakai ojung atau kapal kayu. Dari Malaka ke Kandis membawa
barang-barang kebutuhan kerajaan dan masyarakat. Demikianlah hubungan perdagangan
antara Kandis dan Malaka sampai Kandis mencapai puncak kejayaannya. Mentri
perdagangan Kerajaan Kandis yang bolak-balik ke Semenanjung Malaka membawa
barang dagangan dan menikah dengan orang Malaka. Sebagai orang pertama yang
menjalin hubungan perdagangan dengan Malaka dan meninggalkan cerita Kerajaan
Kandis dengan Istana Dhamna kepada anak istrinya di Semenanjung Melayu.
Dt. Rajo Tunggal memerintah dengan
adil dan bijaksana. Pada puncak kejayaannya terjadilah perebutan kekuasaan oleh
bawahan Raja yang ingin berkuasa sehingga terjadi fitnah dan hasutan.
Orang-orang yang merasa mampu dan berpengaruh berangsur-angsur pindah dari
Bukit Bakar ke tempat lain di antaranya ke Bukit Selasih dan akhirnya
berdirilah kerajaan Kancil Putih di Bukit Selasih tersebut.
Air laut semakin surut sehingga
daerah Kuantan makin banyak yang timbul. Kemudian berdiri pula kerajaan Koto
Alang di Botung (Desa Sangau sekarang) dengan Raja Aur Kuning sebagai Rajanya.
Penyebaran penduduk Kandis ini ke berbagai tempat yang telah timbul dari
permukaan laut, sehingga berdiri juga Kerajaan Puti Pinang Masak/Pinang Merah
di daerah Pantai (Lubuk Ramo sekarang). Kemudian juga berdiri Kerajaan Dang
Tuanku di Singingi dan kerajaan Imbang Jayo di Koto Baru (Singingi Hilir
sekarang).
Dengan berdirinya kerajaan-kerajaan
baru, maka mulailah terjadi perebutan wilayah kekuasaan yang akhirnya timbul
peperangan antar kerajaan. Kerajaan Koto Alang memerangi kerajaan Kancil Putih,
setelah itu kerajaan Kandis memerangi kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh
Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis, sehingga Raja Aur
Kuning pindah ke daerah Jambi, sedangkan Patih dan Temenggung pindah ke Merapi.
Kepindahan Raja Aur Kuning ke
daerah Jambi menyebabkan Sungai yang mengalir di samping kerajaan Koto Alang
diberi nama Sungai Salo, artinya Raja Bukak Selo (buka sila) karena
kalah dalam peperangan. Sedangkan Patih dan Temenggung lari ke Gunung Merapi
(Sumatra Barat) di mana keduanya mengukir sejarah Sumatra Barat, dengan
berganti nama Patih menjadi Dt. Perpatih nan Sabatang dan Temenggung berganti
nama menjadi Dt. Ketemenggungan.
Tidak lama kemudian,
pembesar-pembesar kerajaan Kandis mati terbunuh diserang oleh Raja Sintong dari
Cina belakang, dengan ekspedisinya dikenal dengan ekspedisi Sintong. Tempat
berlabuhnya kapal Raja Sintong, dinamakan dengan Sintonga. Setelah mengalahkan
Kandis, Raja Sintong beserta prajuritnya melanjutkan perjalanan ke Jambi. Setelah
kalah perang pemuka kerajaan Kandis berkumpul di Bukit Bakar, kecemasan akan
serangan musuh, maka mereka sepakat untuk menyembunyikan Istana Dhamna dengan
melakukan sumpah. Sejak itulah Istana Dhamna hilang, dan mereka memindahkan
pusat kerajaan Kandis ke Dusun Tuo (Teluk Kuantan sekarang).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dikelompkkan menjadi
dua, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian
pendahuluan terdiri dari mengumpulkan cerita/tombo/mitologi di daerah Lubuk
Jambi dengan melakukan wawancara dengan pemangku adat setempat. Kemudian
melakukan analisis topografi untuk mencari titik lokasi yang diduga kuat
sebagai lokasi kerajaan. Tahap berikutnya adalah melakukan ekspedisi/pencarian
lokasi. Penelitian lanjutan adalah penelitian arkeologis untuk membuktikan
kebenaran cerita/tombo. Data yang didapatkan di lokasi dianalisis dan dicari
keterkaitannya dengan bukti sejarah dan cerita di daerah sekitarnya (Jambi dan
Minangkabau). Penelitian pendahuluan mulai dilaksanakan pada bulan September
2008 sampai April 2009, sementara penelitian lanjutan belum dilaksanakan karena
keterbatasan sumberdaya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi Kerajaan Kandis
Analisis topografi yang dilakukan
pada peta satelit yang diambil dari google earth, ditemukan lokasi yang
dicirikan di dalam tombo/cerita (bukit yang dikelilingi oleh sungai). Daerah
tersebut berada pada titik 0042’58 LS dan 101020’14 BT
(Gambar 1) atau berada hampir di titik tengah pulau Sumatra (perbatasan Sumatra
Barat dan Riau). Lokasinya berada di tengah hutan adat Lubuk Jambi, oleh
pemerintah dijadikan sebagai kawasan hutan lindung yang dinamakan dengan hutan
lindung Bukit Betabuh. Jarak lokasi dari jalan lintas tengah Sumatra lebih
kurang 10 km ke arah barat, dengan topografi perbukitan.
Gambar 1 Hipotesa Lokasi Istana Dhamna
Pencarian lokasi/ekspedisi
dilakukan dengan peralatan navigasi darat sederhana, yaitu menggunakan peta,
kompas, dan teropong binokuler. Pada lokasi yang dituju, ditemukan hal-hal yang
mencirikan bukit tersebut sebagai peninggalan peradaban manusia. Lebih kurang 2
km sebelum Bukit Bakar ditemukan batu karst/karang laut yang berjejer,
batu ini diduga sebagai pagar lingkar luar kerajaan (Gambar 2)
Gambar 2 Batu Karst yang diduga sebagai pagar lingkar luar kerajaan
Pada bukit yang dikelilingi oleh
sungai yang sangat jernih, pada bagian puncaknya ditemukan batu karst yang
memenuhi puncak bukit (Gambar 3). Batu karst itu pada lereng bagian timur dan
utara tersingkap, sedangkan lereng selatan dan barat tertimbun. Lereng tenggara
ditemukan seperti tiang batu yang diduga bekas menara istana (Gambar 4).
Gambar 4 Tiang batu yang diduga bekas menara istana
Pada lereng timur bukit sebelah atas kira-kira 1200 m dari sungai ditemukan mulut goa yang diduga pintu istana, akan tetapi pintu ini pada bagian dalam sudah tertutup oleh reruntuhan batu. Pintu goa ini tingginya 5 meter dengan ruangan di dalamnya sejauh 3 meter, dan dalam goa tersebut terlihat seperti ada ruangan besar di dalamnya namun sudah tertutup (Gambar 5).
Gambar 5 Mulut goa yang diduga pintu masuk istana
Pada lereng bukit bagian selatan
sampai ke barat ditemukan teras sebanyak tiga tingkat, diduga bekas cincin air
(Gambar 6), sementara lereng utara sampai timur sangat curam dan terlihat
seperti terjadi erosi yang parah. Teras ini lebarnya rata-rata 4 m, jarak
antara sungai dengan teras pertama kira-kira 200 m, teras pertama dengan teras
kedua kira-kira 400 m, teras kedua dengan teras ketiga kira-kira 500 m dan
panjang lereng diperkirakan 1500 m. Berdasarkan analisa di peta bukit ini
dari timur ke barat berdiameter 3000 m, dan dari utara ke selatan berdiameter
3000 m, beda elevasi antara sungai dengan puncak bukit 245 m. Pada lereng barat
daya, kira-kira pada ketinggian lereng 800 m ditemukan mata air yang mengalir
deras. Ukuran ini berdasarkan perkiraan di lapangan dan pengukuran di
peta satelit. Untuk mendapatkan ukuran sebenarnya perlu pengukuran dilapangan.
Gambar 6 Teras yang diduga bekas cincin airGambar 7 Sketsa Lokasi situs kerajaan Kandis
Melihat ciri-ciri atau
karakter lokasi, lokasi ini sangat mirip dengan sketsa kerajaan Atlantis yang
ditulis dalam mitologi Yunani “Timeus dan Critias” karya Plato (360 SM).
Mitologi ini menyebutkan “Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya
tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya
meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin
tanah yang besarnya sebanding”. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan
ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali
kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu
sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka
membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh
gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok
didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan
dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan). Ada
kemiripan mitologi ini dengan mitologi yang ada di Lubuk Jambi.
Gambar 8 Perspektif
Istana Dhamna menggunakan Sketsa Kerajaan Atlantis
Ini hanya sebuah dugaan
yang belum dibuktikan secara ilmiah, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut. Survei arkeologi yang dilakukan ke lokasi belum bisa menyimpulkan
lokasi ini sebagai peninggalan kerajaan karena belum cukup barang bukti untuk
menyimpulkan seperti itu. Namun sudah dapat dipastikan bahwa daerah tersebut
pernah dihuni atau disinggahi manusia dulunya.
Analisa Mitologi Minangkabau vs Mitologi Lubuk Jambi
Terlepas dari benar tidaknya sebuah
mitologi, kesamaan cerita dalam mitos tersebut akan mengantarkan pada suatu
titik terang. Tambo Minangkabau begitu indah didengar ketika pesta nikah kawin
dalam bentuk pepatah adat menunjukkan kegemilangan masa lalu. Tambo Minangkabau
dan Tombo Lubuk Jambi, dua cerita yang bertolak belakang. Minangkabau
mengatakan bahwa nenek moyangnya adalah Sultan Maharaja Diraja putra Iskandar Zulkarnain
yang berlabuh di puncak gunung merapi. Air laut semakin surut keturunan
Maharaja Diraja berkembang di sana hingga menyebar kebeberapa daerah di
Sumatra. Lain halnya dengan tambo Lubuk Jambi, tambo itu mengatakan bahwa nenek
moyangnya adalah Maharaja Diraja putra Iskandar Zulkarnain, berlabuh di Bukit
Bakar dan membangun peradaban di sana. Dari Lubuk Jambi keturunan-keturunannya
menyebar ke Minangkabau dan Jambi. Namun tambo tidak menyebutkan tahun. Itulah
sebabnya daerah ini dinamakan Lubuk Jambi yang berarti asalnya (lubuk)
orang-orang Jambi. Menurut ceritanya, Kandis sejak kalah perang dalam ekspedisi
Sintong dan penyembunyian peradaban mereka ceritanya disampaikan secara rahasia
dari generasi ke generasi oleh Penghulu Adat atau dikenal dalam istilahnya ”Rahasio
Penghulu”. Namun kebenaran cerita rahasia ini perlu dibuktikan.
Dari kedua tambo tersebut di atas,
dapat ditarik benang merah yaitu ”sama-sama menyebutkan bahwa nenek moyang
mereka adalah Iskandar Zulkarnain”. Tapi dalam catatan sejarah yang
diketahui Iskandar Zulkarnain (Alexander the Great/ Alexander Agung) tidak
mempunyai keturunan.
Plato-Atlantis-Iskandar Zulkarnain-Kandis
Plato, filosof kelahiran Yunani (Greek
philosopher) yang hidup 427-347 Sebelum Masehi (SM). Plato adalah
salah seorang murid Socrates, filosof arif bijaksana, yang kemudian mati
diracun oleh penguasa Athena yang zalim pada tahun 399 SM. Plato sering
bertualang, termasuk perjalanannya ke Mesir. Pada tahun 387 SM dia mendirikan
Academy di Athena, sebuah sekolah ilmu pengetahuan dan filsafat, yang kemudian
menjadi model buat universitas moderen. Murid yang terkenal dari Academy
tersebut adalah Aristoteles yang ajarannya punya pengaruh yang hebat terhadap
filsafat sampai saat ini.
Dengan adanya Academy, banyak karya
Plato yang terselamatkan. Kebanyakan karya tulisnya berbentuk surat-surat dan
dialog-dialog, yang paling terkenal mungkin adalah Republic. Karya tulisnya
mencakup subjek yang terentang dari ilmu pengetahuan sampai kepada kebahagiaan,
dari politik hingga ilmu alam. Dua dari dialognya “Timeus dan Critias” memuat
satu-satunya referensi orisinil tentang pulau Atlantis.
Bagaimana hubungannya dengan
Iskandar Zulkarnain, Iskandar adalah anak dari Raja Makedonia, Fillipus II.
Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal,
Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi bagi Iskandar. Dalam tiga tahun,
Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Iskandar untuk mencintai
ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi.
Iskandar Zulkarnain murid dari Aristoteles, dan Aristoteles
murid dari Plato. Dari hubungan ini dapat diduga bahwa keturunan Iskandar
Zulkarnain yang sampai ke Lubuk Jambi terinspirasi untuk membangun sebuah
peradaban/Negara yang ideal seperti Atlantis. Maka mereka membangun sebuah istana
dhamna “sebuah replika Atlantis”. Namun semua ini masih perlu pengkajian yang
lebih mendalam.KESIMPULAN
Dari penelitian pendahuluan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:- Bukit yang terletak pada 0042’58 LS dan 101020’14 BT diduga sebagai situs peninggalan Kandis yang dimaksudkan didalam tombo/cerita adat.
- Kerajaan Kandis diduga sebagai peradaban awal di nusantara.
- Kerajaan Kandis merupakan replika dari kerajaan Atlantis yang hilang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Pemangku Adat Kenogorian Lubuk Jambi Gajah Tunggal (Mahmud Sulaiman Dt.
Tomo, Syamsinar Dt. Rajo Suaro, Danial Dt. Mangkuto Maharajo Dirajo, Sualis Dt.
Paduko Tuan, dan Hardimansyah Dt. Gonto Sembilan), Drs. Sukarman, Mistazul
Hanim, Nurdin Yakub Dt. Tambaro, Abdul Aziz Dt. Dano, Bastian Dt. Paduko
Sinaro, Ramli Dt. Meloan, Marjalis Dt. Rajo Bandaro, dan Syaiful Dt. Paduko.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Meutia Hestina, Apriwan Bandaro,
dan teman-teman yang membantu penulis dalam ekspedisi: Mudarman, bang Sosmedi,
Yogie, Nepriadi, Zeswandi, bang Izul, Diris, Ikos, dan Yusran. Mas Sam dan Erli
terima kasih atas informasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Datoek Toeah. 1976. Tambo Alam Minangkabau. Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi.Graves, E. E. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Modern. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Hall, D. G. E. tanpa tahun. Sejarah Asia Tenggara. Usaha Nasional. Surabaya.
Kristy, R (Ed). 2007. Alexander the Great. Gramedia. Jakarta.
Kristy, R (Ed). 2006. Plato Pemikir Etika dan Metafisika. Gramedia. Jakarta.
Marsden, W. 2008. Sejarah Sumatra. Komunitas Bambu. Depok.
Olthof, W.L. 2008. Babad Tanah Jawi. Penerbit Narasi. Yogyakarta.
Samantho, A. Y. 2009. Misteri Negara Atlantis mulai tersingkap?. Majalah Madina Jakarta. Terbit Mei 2009.
Suwardi MS. 2008. Dari Melayu ke Indonesia. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Wikipedia. Ensiklopedi Bebas. http://wikipedia.org.
[1]Koordinator
Tim Penelusuran Peninggalan Kerajaan Kandis di Lubuk Jambi Negeri Gajah
Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau
[2]
Dikumpulkan dari cerita yang diwarisi secara turun temurun oleh Penghulu Adat
Lubuk Jambi
Posted on Rabu, 25 November 2009 by jose, under atlantis, atlantis
nusantara, indonesia, kerajaan
kandis, nusantara. 4
komentar. Link
ke posting ini
Subscribe to:
Posts (Atom)