PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI CALON GURU
Tampaknya pelaksanaan pendidikan kita di
sekolah belum sesuai dengan harapan tersebut. Hal itu dikarenakan Banyak
komponen yang dapat mempengaruhinya. Dengan tidak mengesampingkan faktor lain,
komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah
komponen " guru". Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung
tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya
sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu,
untuk mencapai proses dan hasil pendidikan seperti yang diharapkan, sebaiknya
dimulai dengan menganalisis komponen guru.
Oleh karena itu seorang calon guru perlu
memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi pembelajaran, termasuk di
dalamnya memanfaatkan bebagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin
efektifitas pembejaran. Dengan demikian, seorang calon guru perlu memiliki
kemampuan khusus, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain
yang bukan guru."A teacher is person charged with the responbility of
helping others to learn and to behave in new different ways" (James M.
Cooper, 1990). Itulah sebabnya guru adalah pekerjaan profesional yang
membutuhkan kemampuan dan pendidikan yang khusus.
Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan
profesional, marilah kita tinjau ciri-ciri pokok dari pekerjaan professional
yaitu :
1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu
ilmu tertentu secara mendalam yang hanya diperoleh dari lembaga-lembaga
pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang
dimilikinya. Seorang dokter, psikolog, saintis, ekonom, dan berbagai profesi
lainnya dihasilkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang relevan dengan profesi
tersebut,
2. Suatu profesi menekankan kepada suatu
keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya,
3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi
didasarkan kepada latarbelakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh
masyarakat, sehingga semakin tinggi latarbelakang pendidikan akademik sesuai
profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliannya.
Dari ketiga ciri perkerjaan profesional yang
disebutkan di atas, maka seorang calon guru harus mempunyai pendidikan dan
kemampuan yang sangat tinggi. Ada tujuh komponen yang harus dimiliki seorang
calon guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru yang profesional, yaitu :
1. Guru sebagai sumber belajar; Peran guru
sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dengan
baik dan benar. Guru yang profesional manakala ia dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar
bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi
pelajaran yang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan.
Sebagai sumber belajar, guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswanya. Guru harus mampu menunjukkan sumber belajar yang
dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas
rata-rata siswa lainnya.Guru harus mampu melalukan pemetaan materi pelajaran,
misalnya dengan menentukan materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa,
mana materi tambahan, dan mana materi yang diingat kembali karena pernah
dibahas.
2. Guru sebagai fasilitator; Sebagai
fasilitator, guru - guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai
fasilitator, ada beberapa hal yang harus dipahami guru.
a. Guru perlu memahami bebagai jenis media dan
sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman terhadap
media penting, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua
bahan pelajaran.
b. Guru perlu mempunyai ketrampilan dalam merancang
suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan merancang media yang cocok
akan memudahkan proses pembelajaran, yang pada gilirannya tujuan pembelajaran
akan tercapai secara optimal.
c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan
berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai sumber belajar, termasuk
memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan tehnologi informasi menuntut
setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Melalui
teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan
media yang dianggap cocok.
d. Sebagai fasilitator guru dituntut agar
mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini
sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa
menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
3. Guru Sebagai pengelola; Sebagai pengelola
pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas
yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses
belajar seluruh siswa. Sebagai menager guru memiliki empat fungsi umum.
a. Merencanakan tujuan belajar. Fungsi
perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan
dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya memperkirakan tuntutan dan
kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus, menentukan topik yang akan
dipelajari, mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber yang diperlukan.
Melalui fungsi ini guru berusaha menjembatani jurang dimana murid berada dan
kemana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut kemampuan berpikir
kreatif dan imajinatif.
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar
untuk mewujudkan tujuan belajar. Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan
secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan
pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujutkan tujuan program
pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Memimpin yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa. Fungsi memimpin adalah fungsi yang bersifat
pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin adalah berhubungan dengan
membimbing, mendorong, dan mengawasi siswa sehingga mereka dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
d. Mengawasi segala sesuatu apakah sudah
berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaiaan tujuan.
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan
melibatkan pengambilan pengawasan yang terstruktur, walaupun proses tersebut
sangat kompleks.
4. Guru sebagai demonstrator; Peran guru
sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap
pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator.
a. Sebagai demonstrator berarti guru harus
menunjukkan sifat-sifat terpuji dalam setiap aspek kehidupan, dan guru
merupakan sosok ideal yang dapat diteladani siswa.
b. Sebagai demonstrator guru harus dapat
menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami
dan dihayati oleh setiap siswa.
5. Guru sebagai pembimbing; Seorang guru dan
siswa seperti halnya petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa
memaksa agar tanamannya cepat tumbuh dengan menarik batang atau daunnya.
Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah
sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar
tanamannya itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama dan penyakit yang
bisa menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, hingga
tanaman menghasilkan buah. Demikian juga halnya seorang guru. Guru tidak dapat
memaksa agar siswanya jadi " ini" atau jadi " itu". Siswa
akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Tugas guru adalah menjaga,
mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensinya. Agar guru dapat berperan sebagai pembimbing, ada dua hal yang harus
dimiliki.
a. Guru harus memahami anak didik yang sedang
dibimbingnya. Misalnya memahami tentang gaya dan kebiasaa belajarnya, memahami
potensi dan bakatnya.
b. Guru harus memahami dan terampil dalam
merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai, maupun
merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan
baik, manakala sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswanya, apa
yang harus dilakukan, dan lain sebagainya.
6. Guru sebagai motivator; Dalam proses
pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya
kemampuan. Tetapi disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk belajar. Oleh karena
itu untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif untuk
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang patut
diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai,
b. Membangkitkan minat siswa,
c. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan,
d. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan
siswa,
e. Memberikan penilaian yang positif,
f. Memberi komentar tentang hasil pekerjaan
siswa, dan
g. Menciptakan persaingan dan kerjasama.
7. Guru sebagai evaluator; Sebagai evaluator,
guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap
hasil akhir pembelajaran (berupa nilai atau angka-angka) tetapi juga dilakukan
terhadap proses, kinerja, dan skill siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan
yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa memegang peranan penting. Sebab
melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarkannya sudah
memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan
program pembelajaran baru; atau malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai
standar minimal, sehingga mereka perlu diberikan remedial. Sering guru
beranggapan bahwa evaluasi sama dengan melakukan "tes", artinya guru
telah melakukan evaluasi manakala ia telah melakukan tes. Hal ini tentu kurang
tepat, sebab evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna
tertentu pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian tes hanya salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut. Kelemahan yang
sering terjadi dengan pelaksanaan eveluasi selama ini adalah guru dalam
menentukan keberhasilan siswa terbatas hanya pada hasil tes yang dilakukan
secara tertulis. Akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas pada kemampuan
siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes. Oleh karena itu
evaluasi semestinya juga dilakukan terhadap proses pembelajaran. Hal ini sangat
penting sebab evaluasi terhadap proses pembelajaran pada dasarnya evaluasi
terhadap keterampilan intelektual secara nyata.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk menghasilkan guru-guru yang profesional
merupakan suatu tugas berat yang harus diemban oleh Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga yang perperan dalam mempersiapkan tenaga
guru, dalam hal ini dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli (dosen) yang profesional
juga. Dalam mempersiapkan calon guru yang profesional ke depan disarankan bahwa
kegiatan perkuliahan yang membekali para calon guru, harus menunjukkan beberapa
kriteria pembelajaran yang relevan bagi profesi guru, yaitu :
1. Calon guru perlu dipersiapkan untuk mengajar
dengan strategi yang tepat, mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
dan mampu mengevaluasi hasil pembelajaran,
2. Perkuliahan lebih efektif bila ditanamkan
pengalaman belajar seperti menggali dan mengolah informasi, bukan memberi
informasi.
3. Para dosen perlu mengembangkan ketrampilan
bertanya yang dirancang untuk membantu para calon guru untuk berpikir kritis
mengenai materi yang dipelajari, dan membangkitkan kemampuan calon guru untuk
dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
4. strategi perkuliahan bagi calon guru perlu
diarahkan untuk membangun kesadaran terhadap kesulitan-kesulitan konsepsi,
melatih keterampilan, dan menumbuhkan sikap ingin tahu. Kita harus menyadari
bahwa apapaun yang diperoleh dan dialami oleh calon guru selama dipersiapkan di
Lembaga pendidikan guru (pre-service) cenderung akan berbekas dan akan ditiru
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru kelak.
A. Pentingnya Calon Guru Mempelajari Mata
Kuliah Pengantar Pendidikan
Guru merupakan pemegang peranan utama dalam
proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk menjadi seorang guru harus memiliki
keahlian karena guru merupakan jembatan atau profesi, jadi Pekerjaan guru tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang yank tidak memiliki keahlian.
Agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen
pembelajaran sedemikian rupa. Sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara guru
dan siswa. Untuk itulah seorang calon guru mempelajari mata kuliah pengantar
pendidikan.