Bencana Alam
Oleh: Rizki Zakwandi, Riska Anjani
Indonesia
merupakan wilayah yang berada di lokasi geografis dan astronomis yang strategi.
Secara geografis Indonesia berada di antara dua benua dan dua samudera dan hal
ini yang menyebabkan Indonesia merupakan wilayah Ring of Fire yaitu
wilayah yang berada pada pertemuan lempeng raksasa (Blair &
Blair, 2010) .
Secara astronomis Indonesia juga berada di wilayah khatulistiwa yang
menyebabkan Indonesia memperoleh cahaya matahari di sepanjang tahun. Lalu
bagaimana dampak dari posisi Indonesia di muka Bumi terhadap bencana yang
terjadi?
A.
Bencana di litosfer
Litosfer
merupakan bagian bumi yang dapat di tempati oleh manusia. Pada bagian ini
terdapat beberapa bencana alam yang dapat menyebabkan terganggunya kehidupan
makhluk hidup di atasnya. Adapun bencana-bencana yang terjadi di litosferadalah
gempa bumi, gunung meletus, erosi, longsor, pelapukan dan masih banyak lagi.
Bencana-bencana alam yang terjadi di bagian litosfer dapat di klasifikasikan
berdasarkan penyebab bencana tersebut. Diantaranya adalah bencana yang
disebabkan oleh bentuk permukaan bumi (topografi) di wilayah tertentu. Pada
wilayah yang memiliki topografi dan morfologi permukaan bumi berupa dataran
tinggi maka bentuk bencana yang berpotensi muncul adalah longsor dan gunung
meletus. Karena salah satu penyebab terjadinya longsor adalah kemiringan tanah
yang besar.
Longsor
merupakan tanah yang turun di sepanjang lereng yang terjal. Secara sederhana
konsep fisika dapat menjelaskan bagaimana terjadinya longsor. Yaitu tingkat
kepadatan bahan penyusun lereng yang bernilai rendah sehingga ketika terjadi
hujan akan menyebabkan ikatan partikel tersebut terlepas dan terbawa oleh air
yang meresap (Yuliana, Tryono, & Minarto,
2017) .
Disamping itu sifat ait yang berinteraksi dengan tanah menghasilkan gaya gesek
yang sangat kecil sehinggamemudahkan partikel untuk ikut turun bersama air.
Bencana di
litosfer yang kedua adalah gunung meletus. Gunung yang aktif tentunya memiliki
magma panas yang terdesak keluar akibat konsekuensi dari kaidah termodinamika
di bawah permukaan bumi dan pergerakan lempeng bumi (Zulhendra,
Fauzi, & Ratnawulan, 2016) . Magma yang terdesak
tersebut berusaha keluar melalui jalur yang ada menuju puncak kepundan gunung
api sehingga akan menyebabkan letusan gunung api.
Bencana
gunung api jugaberkaitan erat dengan gempa bumi karena pada dasarnya letusan
gunung api yang menyebabkan keluarnya magma akan meghasilkan gempa bumi. Gempa
bumi seperti ini disebut dengan gempa bumi vulkanik yang artinya gempa bumi
yang disebabkan karena aktifitas gunung api. Sedangkan sebagai dampak dari
letak Indonesia yang diapit oleh lempeng-lempeng besar sangat berpotensi untuk
terjadi gempa bumi tektonik atau gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan
lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi (Katili, 2007) .
B.
Bencana di Atmosfer
Bencana yang
juga terjadi adalah bendana di atmosfer bumi. Diantara bencana yang terjadi di
bagian atmosfer adalah angin tornado, angin topan, angin puting beliung, badai,
pemanasan global, hujan asam, peristiwa El NINO dan LA NINA, serta masih banyak
lagi bencana-bencana yang terjadi di atmosfer bumi. Gejala-gejala yang
dihasilkan oleh angin pada dasarnya disebabkan oleh keadaan kesetimbangan
termodinamika atmosfer suatu daerah yang berubah. Hanya saja ada yang berubah
secara perlahan dan ada yang berubah secara drastis, ada yang berubah dengan
perubahan yang kecil dan ada yang berubah langsung secara drastis.
Perubahan-perubahan tersebut mengundang fenomena angin yang terjadi di wilayah
tersebut. salah satu bencana yang berbahaya adalah angin tornado yang
disebabkan oleh perubahan tekanan udara yang berubah secara drastis dan dalam
wilyah yang besar. Perubahan ini mampu menyebabkan awan cumolonimbus menjadi
ikut berputar dengan kecepatan aliran angin mencapai 177km/jam (SAM, 2013) . Selanjutnya adalah
fenomena EL NINO dan LA NINA yang juga disebabkan perubahan temperatur
permukaan laut yang menurun secara drastis. Hal ini menjadi suatu anomali dari
keadaan normal temperatur permukaan laut. Dampak yang dihasilkan oleh fenomena
ini sangat besar dimana dapat menyebabkan banjir di tempat yang tidak biasa dan
juga kekeringan dalam kurun waktu yang lama (Ford & Barnham, 2005) .
REFERENSI
Blair, L., & Blair, L. (2010). Ring
Of Fire an Indonesian Oddyssey. Singapore: Eddition Didier Millet Pte.
Ltd.
Ford, H., & Barnham, K. (2005).
Topik Paling Seru CUACA. Jakarta: Erlangga.
Katili, J. (2007). Harta Bumi Indonesia.
Jakarta: Grasindo.
SAM. (2013). ENIGMA Menguak
fakta misterius paling fenomenal di dunia. Jakarta: Tangga Pustaka.
Yuliana, E., Tryono, F. Y., &
Minarto, E. (2017). Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk
Identifikasi Zona Bidang Gelincir Tanah Longsor Studi Kasus Desa Nglajo Kec.
Cepu Kab. Blora. Jurnal Sains dan Seni ITS , B42-B47.
Zulhendra, Fauzi, A., &
Ratnawulan. (2016). PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERINTEGRASI ENERGI
PANAS BUMI TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN IDEAL
PROBLEM SOLVING PADA MATERI USAHA, ENERGI, MOMENTUM, DAN IMPULS DI KELAS XI
SMAN 10 PADANG. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, 7(1).